ABSTRAKInterioritas pada saat ini sering dipahami sebagai suatu keterhubungan
yang hanya dapat terjadi antara manusia dengan ruang dalam (interior). Pada
skripsi ini elemen jendela didefinisikan sebagai horizon yang menjadi poin
transisi yang memungkinkan adanya keterhubungan antara ruang dalam dan luar.
Dengan berlandaskan pada teori-teori mengenai ruang, interioritas, dan faktorfaktor
yang mempengaruhi interioritas oleh Merlaeau-Ponty, serta menganalisa
kasus untuk mencapai esensi interioritas yang terjadi berdasarkan metode
fenomenologi Heidegger, ternyata membuktikan bahwa pemilihan atau
pengolahan ruang luar dapat menjadikan ruang luar sebagai interioritas utama atau
dapat mendukung atau menggantikan interioritas dengan ruang dalam.
ABSTRACTNowadays, interiority is often understood as a relationship that can only
occur between human and inside space. In this paper, the architectural element,
window, is defined as horizon. The window is used as a transition point which
allows the connection between inside and outside space. Based on the theories
about space, interiority, and the factors that influence the interiority by Merlaeau-
Ponty, and by analyzing cases to reach the essence of interiority that occur based
on Heidegger's phenomenological method, the research shows us that by
selecting or building the outer space can somehow make the outside space as the
main interiority or it can support or replace the interiority of the inside space.