ABSTRAKAirtanah dangkal sebagai sumber air domestik memiliki kerentanan terhadap
pencemaran akibat adanya pertumbuhan penduduk dan perkembangan wilayah.
Salah satu pengembangan dari model kerentanan airtanah terhadap pencemaran
adalah model kerentanan DRASTIC-Lu dan VLDA. Melalui penerapan kedua
model ini kerentanan airtanah dangkal dianalisis untuk mengetahui pola
kerentanan airtanah dangkal dan kesesuaiannya terhadap kondisi pencemaran
nitrat di DA Ci Leungsi Hulu. Metode yang digunakan dalam pemetaan wilayah
kerentanan airtanah dangkal kedua model ini adalah pembobotan. Hasil dari
pengwilayahan tersebut menunjukkan bahwa wilayah kerentanan airtanah dangkal
terhadap pencemaran yang tinggi dan sangat tinggi di DA Ci Leungsi Hulu
dengan model DRASTIC-Lu memilki pola mengelompok di bagian hilir (ke arah
Utara) DA Ci Leungsi Hulu. Sedangkan menurut model VLDA, hanya sampai
pada tingkat kerentanan tinggi saja dengan pola yang juga mengelompok di
bagian hilir (ke arah Utara) DA Ci Leungsi Hulu. Dilihat dari perbandingan kedua
model kerentanan wilayah terahadap pencemaran menunjukkan bahwa wilayah
kerentanan menurut DRASTIC-Lu cenderung memiliki over estimate (perkiraan
yang lebih) dibanding wilayah kerentanan VLDA. Kesesuaian antara wilayah
kerentanan airtanah dangkal menggunakan model DRASTIC-Lu dan VLDA
dengan konsentrasi nitrat di DA Ci Leungsi Hulu cenderung menunjukkan
ketidaksesuaian.
ABSTRACTShallow groundwater as domestic usable water source are vulnerable to scarcity
as the result of growing population and region development. Using DRASTIC-Lu
and VLDA model, this research analyzed the spatial patterns of shallow
groundwater vulnerability to nitrate contamination in Cileungsi Hulu watershed,
and the suitability between two models and condition of nitrate contamination in
there. This research used weighting method in mapping the region of shallow
groundwater vulnerability. DRASTIC-Lu model showed that high and super high
vulnerable level of shallow groundwater in Cileungsi Hulu watershed has
clumped spatial pattern distribution to the downstream north. Meanwhile, VLDA
model showed only high level that has clumped spatial distribution to the
downstream north. By comparing both vulnerable region models, DRASTIC-Lu is
more likely to be overestimated than VLDA model. The suitability of both models
in analyzing shallow groundwater vulnerability to nitrate contamination tends has
showed discrepancy.