Tanah longsor sering terjadi di Desa Cibanteng karena kondisi fisik dan sosialnya. Sebagai desa yang rawan longsor, Desa Cibanteng harus memperhatikan karakteristik permukiman yang sesuai karena menyangkut keberlangsungan hidup penduduk. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan melalui observasi lapang, wawancara, dan pengumpulan data dari beberapa instansi. Data yang terkumpul diolah menggunakan Ms. Excel dan ArcGIS 10.1 untuk menghasilkan peta wilayah rawan tanah longsor dari tiga indikator, yaitu lereng, penggunaan tanah, dan riwayat longsor, serta peta – peta karakteristik permukiman.
Hasil yang diperoleh yaitu masih adanya permukiman yang dapat membahayakan keselamatan hidup penduduk di Desa Cibanteng, khususnya pada wilayah rawan longsor tingkat tinggi, dengan karakteristik berupa kerapatan rumah tinggi, serta jumlah rumah non panggung dan berdinding tembok yang relatif besar. Kondisi yang demikian menunjukkan mitigasi tingkat 1 dan 2, yang berarti bahwa suatu daerah sangat penting untuk melakukan mitigasi. Daerah yang termasuk dalam tingkat mitigasi tersebut adalah Kampung Gulingmunding dan Kampung Sukamulya.