ABSTRAKPeranan farmasi klinik di era JKN telah berkembang yaitu melakukan evaluasi
farmakoekonomi terutama pada penggunaan antibiotik pasien anak di PICU yang
berisiko tinggi akan resistensi. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi peran
serta farmasi klinik pada terapi antibiotik secara ekonomi di PICU RSCM periode
Mei-Oktober 2014. Metode yang digunakan adalah analisis efektivitas biaya.
terhadap lama rawat pasien pada kelompok pasien yang tidak mendapatkan
rekomendasi periode Mei-Juli 2014 (NR) dibandingkan dengan kelompok pasien
yang mendapat rekomendasi dari farmasi klinik periode Agustus-Oktober 2014
(R). Hasil yang diperoleh dari 42 pasien kelompok NR dan 51 pasien kelompok R
adalah total biaya pada kelompok NR sebesar Rp 427.805.134, sedangkan
kelompok R sebesar Rp 349.302.060. Total lama rawat pasien pada kelompok NR
adalah 268 hari, sedangkan kelompok R adalah 228 hari. Rata-rata lama rawat per
pasien kelompok NR yaitu 6,4 hari sedangkan kelompok R yaitu 4,5 hari.
Persentase efektivitas pada kelompok NR adalah 15,36%, sedangkan kelompok R
22,22%. Hasil ACER kelompok NR adalah Rp 1.591.537/hari, sedangkan ACER
kelompok NR adalah Rp 1.522.013/hari. Hasil analisa sensitivitasnya adalah
dominan karena biaya lebih kecil sedangkan efektivitasnya lebih besar. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa peran serta farmasi klinik dalam terapi dapat
menurunkan biaya dan lama rawat pasien di PICU RSCM.
ABSTRACTThe role of clinical pharmacy in National Health Insurance era to evaluate the use
of antibiotics has been evolved, especially for children in PICU which at high risk
for resistance. The research objective was to evaluate the role of clinical pharmacy
on antibiotic therapy in the PICU RSCM period from May to October 2014. The
method used is cost-effectiveness analysis to length of stay between the group of
patients who did not received recommendation of clinical pharmacy in the period
May - July 2014 (NR) compared with the group of patients who received the
recommendation of clinical pharmacy period from August to October 2014 (R).
The results were obtained from 42 patients NR group and 51 patients in the R
group. The total direct medical costs in the NR group Rp 427.805.134 , while the
R group Rp 349.302.060. Total length of hospital patients in the NR group was
268 days, while the R group was 228 days. Average length of stay per patient in
the NR group was 6.4 days, while R group was 4.5 days. Percentage of effectivity
from the NR group was 15,36%, while the group R was 22,22 %. ACER in NR
group is Rp 1.591.537 per length of stay, whereas the R group is Rp 1.522.013
per length of stay. The results of the sensitivity analysis is dominant because the
costs was less , while its effectiveness is greater. Thus, it can be concluded that
participation in the clinical pharm