Indeks Pembangunan Manusia/IPM (Human Development Index-HDI) mendefinisikan kesejahteraan secara lebih luas dari sekedar Pendapatan Domestic Bruto (PDB). IPM merupakan indeks yang mengukur pencapaian keseluruhan, yang direpresentasikan oleh 3 dimensi yaitu: (1) umur panjang dan sehat, (2) pengetahuan dan (3) kualitas hidup yang layak. IPM juga memberikan suatu ukuran gabungan tiga dimensi tentang manusia meliputi : Indeks Kesehatan (panjang umur dan menjalani hidup sehat, diukur dari usia harapan hidup), Indeks Pendidikan (diukur dari tingkat kemampuan baca tulis orang dewasa dan tingkat pendaftaran di sekolah dasar, lanjutan dan tinggi), Indeks Daya Beli; memiliki standar hidup yang layak (diukur pada paritas daya beli/Purchasing Power Party (PPP), dan penghasilan.
Indeks daya beli di Kota Cimahi mempunyai kontribusi paling rendah terhadap pembentukan IPM dibandingkan Indeks Pendidikan dan Indeks Kesehatan. Pada Tahun 2003 indeks daya beli hanya mampu berkontribusi sebesar 0,77 poin saja terhadap IPM dan menempati urutan ketiga setelah indeks pendidikan yaitu 1,21 poin dan indeks kesehatan yaitu 1,02 poin. Pada tahun 2006, kontribusi indeks daya beli juga tidak banyak mengalami perubahan yaitu hanya mencapai 0,78 poin. Demikian pula perkembangan kemampuan daya beli (Purchasing Power Parity/PPP) selama periode 2003-2006 tidak banyak mengalami perubahan di mana pada tahun 2003 telah mencapai Rp 540.600 per kapita per bulan dan pada tahun 2006 hanya bertambah sebesar Rp 13.420,- atau naik menjadi Rp 554.020,- per kapita per bulan. Peningkatan kemampuan daya beli yang sangat lamban salah satunya disebabkan oleh gejolak ekonomi terutama karena adanya kenaikan BBM sebanyak 2 kali pada tahun 2005. Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan daya beli masyarakat relatif sensitif terhadap perubahan kebijakan ekonomi nasional.