Kondisi populasi siput gonggong (Strombus turturella) di perairan Kepulauan Bangka Belitung dalam beberapa tahun terakhir ini semakin menurun akibat eksploitasi yang intensif serta pengrusakan habitat oleh aktivitas penambangan timah di laut. Penelitian ini dilakukan bulan Maret hingga Oktober 2007 yang bertujuan untuk mengamati pola sebaran dan kondisi habitat serta pola pemanfaatan siput gonggong di kepulauan Bangka Belitung. Pola sebaran diamati dengan metode transek kuadrat, sedangkan pola pemanfaatan dan pengolahan pasca panen dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan serta wawancara dengan nelayan, pengumpul dan pengolah siput gonggong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran siput gonggong di Teluk Klabat tergolong tipe mengelompok dengan kepadatan rata-rata antara 3-5 individu/m2. Kerusakan habitat dan eksploitasi tertinggi terjadi di perairan Teluk Klabat, sedangkan di perairan Pulau-pulau Lepar Pongok kondisi habitatnya relatif masih baik dan eksploitasi siput gonggong masih tergolong rendah. Untuk mencegah terjadinya kepunahan akibat eksploitasi yang intensif dan pengrusakan habitat, maka perlu dilakukan penentuan lokasi suaka kekerangan serta pola pemanfaatan yang tepat.