Ketersediaan perangkat lunak menjadi salah satu kunci keberhasilan dari implementasi TIK dan rencana pengembangan perpustakaan digital. Banyak perpustakaan yang belum melaksanakan otomasi, mengimplementasikan TIK atau mengembangkan konsep perpustakaan digital karena beranggapan bahwa pengadaan perangkat lunak aplikasi perpustakaan memerlukan anggaran/dana yang besar dan sulit dijangkau perpustakaan. Melalui artikel ini penulis memberikan alternatif metode pengadaan perangkat lunak aplikasi perpustakaan khususnya untuk perpustakaan seni. Pengadaan perangkat lunak dapat menggunakan perangkat lunak open source yang dapat diperoleh, digunakan dan didistribusikan ulang secara gratis. Perpustakaan seni yang memiliki koleksi unik dibandingkan perpustakaan lainnya dapat menggunakan perangkat lunak open source yang kinerjanya tidak kalah dengan perangkat lunak komersil, sehingga tidak perlu merogoh kocek perpustakaan. Di antara perangkat lunak yang dapat digunakan tersebut adalah senayan atau SLIMS.