Pengecatan Giemsa yang merupakan prosedur rutin untuk deteksi Plasmodium, meskipun sederhana, dinilai memakan waktu dan interpretasinya diperlukan tenaga terlatih dan berpengalaman. Prosedur pengecatan Acridine Orange yang diharapkan bisa mengatasi kekurangan pengecatan Giemsa ternyata menghadapi kendala karena harus menyediakan mikroskop fluoresen atau mikroskop standar yang dimodifikasi sebagai mikroskop fluoresen. Oleh karena itu dikembangkan prosedur pengecatan Methylgreen-pyronin untuk deteksi Plasmodium. Sebagai model digunakan sediaan apus kultur vitro Plasmodium falciparum. Dengan prosedur ini DNA Plasmodium berwarna biru dan RNA berwarna merah cerah. Munculnya warna merah cerah ini memudahkan deteksi Plasmodium, lebih mudah dibedakan dengan artefact, dan memungkinkan untuk diterapkan pada sediaan darah tebal.