Dalam memantau keberhasilan program pengobatan filariasis ditemukan beberapa kendala, sehingga perlu dikembangkan cara diagnosis baru. Dengan kemajuan teknologi biologi molekuler telah dikembangkan cara diagnosis baru untuk penyakit filariasis, yaitu menggunakan pelacak DNA dan polymerase chain reaction (PCR). Cara diagnosis baru ini menghasilkan sensitivitas dan spesifitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan diagnosis konvensional. Kombinasi penggunaan pelacak DNA dan PCR mampu mendeteksi satu larva filaria dalam vektor dan mampu mendeteksi parasit filaria dalam darah siang penderita filariasis.