Arah perjalanan bangsa, yang dinamis bergerak maju menuju pemberdayaan sumber daya manusia dan keberlanjutan pembangunan yang harmoni, memerlukan peran seorang pemimpin bangsa yang disegani. Pemimpin yang cerdas sekaligus unggul. Pemimpin yang memiliki integritas, virtue, dan kecerdasan emosi serta harus dilengkapi dengan sikap kritis dan jiwa empatik. Selain itu, tantangan untuk menjawab kebutuhan pada era of limit dan ketegangan global menuntut karakter karakter kepemimpinan baru, pemimpin yang kontekstual dan mampu melihat permasalahan dasar bangsa secara kritis dan penuh empati, kemudian mengelola permasalahan menjadi peluang secara kreatif dan inspiratif. Paparan di atas melahirkan satu pertanyaan mendasar: siapakah yang akan menjadi pemimpin Indonesia era dua dasawarsa mendatang? Sudahkah kita bergerak menuju pembangunan karakter mereka berdasarkan kebutuhan era of limit dan ketegangan global? Generasi muda saat ini adalah angkatan krja produktif era dua dasawarsa mendatang. Perubahan sekecil apapun pada generasi muda, akan berdampak besar bagi kelangsungan bangsa dalam rentang waktu 20 tahun kemudian. Sangat beralasan, apabila mulai saat ini, segala perhatian secara terus menerus diberikan bagi pengembangan dan pemberdayaan generasi muda. Hal ini harus menjadi agenda utama dalam setiap lini pembangunan sumber daya manusia, karena masa depan bangsa ditumpukan pada kualitas generasi muda saat kini. Generasi muda Indonesia memerlukan ruang kreatif dan dinamika inspiratif untuk menumbuhkan sikap kritis dan jiwa empatik.