Puisi Yajna Sang Puput merupakan cermin sejarah Klungkung. Sebuah lisah ekspedisi Belanda dengan tiga sasaran utama terhadap kekuatan laskar Klungkung. Hanya dengan slogan "tosning satria mautama, satya salunglung sabayantaka" mewarnai keputusan sikap perang puputan yang diambil oleh sebagian besar laskar yang mempertahankan istana. Dalam tulisan ini hanya ditinjau dari telaah struktur puisi dari segi alur, penokohan, tema, dan latar. Oleh karena unsur tersebut memegang peranan penting dalam cerita untuk mengungkap pesannya. Kehadiran karya sastra puisi Bali modern dapat membangkitkan semangat juang generasi muda untuk menjaga alam Bali agar tetap lestari, aman, damai, dan terhindar dari penjajah. KOnsep Yajna Sang Puput adalah cermin perjuangan yang bersifat heroisme religius.