“Pancen wolak waliking jaman ; Amenangi jaman edan ; ora edan ora komanan ; sing waras podo nggagas ; wong tani ditaleni ; wong doro podo uro-uro ; bejo bejani sing lali ; isih beja kang eling lan waspodo” merupakan untaian kata-kata yang dirangkai melauli kalimat bahasa jawa yang dikutip dari 'ramalan Joyoboyo' bait nomor 142. Bait tersebut dapat dianalisa yang pertama betapa indahnya nilai seni yang tertuang nilai seni yang tertuang dalam setiap untaian kata maupun rangkaian kalimatnya ; yang kedua adalah betapa tinggi akurasi analisis intelijen yang terkandung di dalamnya, sehingga mampu memberikan deteksi dini (early warning) dan perkiraan (forecasting) secara cerdas dan ' 'langgeng'. Sanepo pada dasarnya lebih dimaksudkan sebagai bahan introspeksi diri bagi siapapun. Bukan untuk menuding orang lain. Sebagai sebuah produk bangsa yang amat monumental, sungguh sayang bila seni analisis intelijen Joyoboyo yang penuh dengan perlambang dan sanepo, saat ini dibiarkan teronggok, tidak dimanfaatkan, bahkan dibiarkan tidak utuh karena rusak dan hilang. Konon bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai karya agung bangsanya sendiri.