Menurunnya prestasi bulutangkis Indonesia terjadi dalam 10 tahun terakhir, mulai akhir tahun 1990an hingga 2000an. Sebelumnya Indonesia mendominasi rangking dunia termasuk pemenang kejuaraan bulutangkis Thomas Cup paling banyak yakni 13 kali. Performa atlet dalam bertanding memiliki momen kritis bersama motivasi intrinsik membentuk mental juara atlet hingga dapat menghasilkan performa optimal. Studi ini merupakan studi kuantitatif yang menggambarkan momen kritis dan motivasi intrinsik empat atlet yang bertanding dalam kejuaraan internasional sama di tahun 2010, yakni Indonesia Open 2010, Singapore 2010, Asia Championship 2010, dan All England 2010. Empat subjek penelitian ini adalah Shaina Nehwal dari India (subjek 1), Maria Kristin Yulianti dari Indonesia (subjek 2), Lee Chong Wei dari Malaysia (subjek 3), dan Sonny Dwi Kuncoro dari Indonesia (subjek 4). Unit analisis penelitian ini adalah 82 data statistik permainan tiap subjek dalam empat kejuaraan bulutangkis tersebut. Hasil menunjukkan bahwa keempat subjek memiliki kemampuan teknis yang relatif sama, namun menunjukkan momen kritis dan motivasi intrinsik yang berbeda-beda. Subjek 1 dan subjek 2 menunjukkan absorbsi tinggi dan kecemasan rendah. Kemampuan mengatasi tekanan ditunjukkan oleh semua subjek, sementara tiga subjek menunjukkan motivasi intrinsik tinggi kecuali subjek kedua.