Persoalan-persoalan pertambangan di Indonesia nampaknya tidak bisa menarik rambut dalam tepung, rambut tidak putus dan tepung pun tidak berserakan. Sebab persoalan-persoalan pertambangan Indonesia yang dikaitkan dengan ketimpangan sosial-ekonomi dengan masyarakat sekitarnya, kerusakan lingkungan akibat penambangan illegal, perdagangan illegal nampaknya begitu njlimet dan kompleks, melibatkan banyak actor dan kepentingan yang berbeda-beda. Artikel ini mencoba melihat hubungan dua aktor; penguasa dan pengusaha dalam sistem eksploitasi sumber daya tambang baik pada lalu dan masa kini. Mengapa actor-aktor negara di propinsi tampaknya tidak memiliki sikap yang konsisten dalam permasalahan-permasalahan sosial-ekonomi dan lingkungan dalam eksploitasi batubara Indonesia? Mengapa institusi negara menjadi sangat lemah dalam mengatur sistem eksploitasi sumber daya tambang ini? Salah satu buktinya adalah adanya izin yang dikeluarkan pada bulan Februari 2008 yang membolehkan penambangan di hutan lindung oleh perusahaan-perusahaan tambang, suatu kebijakan negara memproteksi lingkungan. Artikel ini akan melihat hubungan antara aktor-aktor negara dan para pengusaha dari perspektif sejarah pertambangan dan akibat yang ditimbulkan oleh hubungan semacam itu terhadap perkembangan sosial-ekonomi masyarakat di mana komoditi tambang itu dihasilkan…..