Artificial lighting is one of the elements in architecture that is able to deliver the meaning, so that lighting has an important role for humans to recognize the space. The identity of place will be formed based on each user's perception of space, and this element of light become one of the forming quality space. The need of lighting space will be affected by human activities that occur in it, but on the other side, the artificial lighting system is formed based on architectural significance to be conveyed.
In this paper, the authors take a case study on the South Alun-alun of Yogyakarta, where there is a modern intervention of secondary artificial lighting that has very different characteristics to the primary artificial lighting. The authors will analyze the role of artificial lighting based on the South Alun-alun Yogyakarta’s space function. The result performed by calculating the amount of light luminance and literature review on the lighting theory that supports findings in the field that the identity of the place has changed between then and now.
Tata cahaya buatan merupakan salah satu elemen dalam arsitektur yang mampu menyampaikan makna di dalamnya, sehingga tata cahaya berperan penting bagi manusia untuk mengenali ruangnya. Identitas sebuah tempat akan terbentuk berdasarkan pada persepsi masing-masing pengguna ruang, dan elemen cahaya pada ruang ini lah yang menjadi salah satu pembentuk kualitas ruang. Kebutuhan ruang akan tata cahaya dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang terjadi di dalamnya, namun di sisi lain, tata cahaya buatan dibentuk berdasar pada makna arsitektur yang ingin disampaikan.
Dalam tulisan ini penulis mengambil sebuah studi kasus yang terjadi pada Alun-alun Selatan Yogyakarta, di mana terdapat terjadi sebuah intervensi modern dari pencahayaan buatan sekunder yang memiliki karakteristik sangat berbeda dengan pencahayaan buatan primernya. Penulis akan menganalisa peran pencahayaan buatan terkait fungsi ruang Alun-alun Selatan Yogyakarta. Hasil yang didapat dilakukan dengan menghitung besar luminansi cahaya dan tinjauan pustaka mengenai teori tata cahaya yang mendukung hasil temuan di lapangan bahwa tempat tersebut telah mengalami perubahan bentuk antara dulu dan sekarang.