ABSTRAKEnterprise Resources Planning (ERP) merupakan sistem yang secara luas diterapkan sebagai tulang punggung di banyak perusahaan jasa dan manufaktur. Pada tahap setelah menerapkan sistem ERP, seringkali tantangan yang nyata akan muncul dan risiko yang lebih kritis dapat terjadi. Risiko yang tidak dinginkan pada tahap setelah menerapkan sistem dapat mengubah keberhasilan awal ERP menuju kegagalan dan mengakibatkan kebangkrutan bisnis perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap risiko dan membentuk prioritas kontrol risiko setelah menerapkan sistem ERP pada industri di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan Define-Measure-Analyze-Improve-Control (DMAIC), metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Performance Evaluation Matrix (PEM), dan Quality Function Deployment (QFD) yang melibatkan dua pendapat ahli, 68 responden,. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya 20 risiko yang berada di luar zona kinerja. Metode QFD menghasilkan 5 prioritas kontrol risiko setelah menerapkan sistem ERP.
ABSTRACTEnterprise Resource Planning (ERP) is a system widely implemented as the backbone in many services and manufacturing industries. At the post-implementation stage, real challenges arise and more critical risks can occur. Unwanted risks in ERP post-implementation can change the initial success of ERP to failure and can also lead to bankruptcy of company's business. The purpose of this study is to assess risk and establish a risk control on post-implemention of ERP in Indonesian Industries. This study uses the Define-Measure-Analyze-Improve-Control (DMAIC) approach, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Performance evaluation matrix (PEM), and Quality Function Deployment (QFD) method, that involves two expert opinions, 68 respondents. The results of study showed 20 risks beyond the performance zone. QFD method resulted 5 risk control priorities on ERP post-implemention