ABSTRAKBahasa seperti yang kita ketahui merupakan alat untuk berkomunikasi bagi
manusia. Selama ini kita sering menggunakan istilah dalam bahasa asing untuk
menunjukkan suatu konsep. Kita sendiri pun memahami bahwa suatu istilah bahasa
asing tidak dapat diterjemahkan begitu saja karena adanya pergeseran konsep jika
diartikan secara sembarangan.
Di dalam denah rumah Perancis terdapat dua istilah yang memiliki makna
setara, yaitu la salle dan le salon. Kedua ruangan tersebut dapat disetarakan dengan
ruang keluarga dalam denah rumah di Indonesia. Dari kedua istilah tersebut, Le
Corbusier memilih menggunakan istilah la salle dalam denah rumahnya yang
dinamakan ?Ma Maison.? Dengan menggunakan ilmu bahasa sebagai dasar kajian,
skripsi ini mencoba menelaah perbedaan konsep yang dimiliki oleh la salle dan le
salon, dan juga pemilihan penggunaan kata la salle oleh Le Corbusier.
ABSTRAKLanguage, as we know, is a tool to communicate among humans. We often
use the term in a foreign language to denote a concept. We also understand that a
foreign language terms can not be translated casually due to a friction concept if
interpreted at random.
In the French house plans there are two terms that have a similar meaning,
namely la salle and le salon. Those terms are equivalent to ruang keluarga in
Indonesian houses. From both terms, Le Corbusier house plan named ?Ma Maison?
that were designed in the modern era, preferred to use ?la salle? than le salon.
Using linguistic as the base of this study, this paper attempts to examine different
concepts owned by la salle and le salon, as well as use of the term la salle preferred
by Le Corbusier.