HIV/AIDS merupakan penyakit kronik progresif yang dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak, karena sifatnya yang kronik maka penyakit ini dapat memberikan dampak pada kehidupan anak. Sementara kasus HIV/AIDS pada anak semakin bertambah, termasuk di Indonesia yang merupakan negara dengan fastest growing epidemic di Asia. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui salah satu komponen dari penyakit HIV/AIDS yaitu stadium klinis apakah dapat memberikan dampak pada fisik,emosional, dan sosial seorang anak yang diukur melalui kualitas hidup menggunakan kuesioner PedQLTM 4.0. Selain itu, penelitian yang serupa belum pernah dilakukan sebelumnya di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang melibatkan 79 anak yang berobat jalan di Poliklinik Alergi Imunologi RSCM, dengan jumlah laki-laki 39 orang (49,4%) dan perempuan 40 orang (50,6%), mayoritas merupakan stadium klinis III (berdasarkan WHO Clinical Staging) yaitu sebanyak 32 orang (40,5%), selebihnya yaitu stadium klinis I sebanyak 5 orang (6,3%), stadium klinis II sebanyak 22 orang (27,8%), dan stadium klinis IV sebanyak 20 orang (25,3%). Pengukuran kualitas hidup menggunakan instrumen PedsQL 4.0 yang terdiri atas komponen kualitas hidup menurut orangtua dan menurut anak.
Dilakukan uji chi-square ditemukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara stadium menurut kategori klinis dengan kualitas hidup anak, baik pada usia <5 tahun berdasarkan laporan orangtua (p=0,131), pada usia ≥5 tahun berdasarkan laporan orangtua (p=0,535), dan pada usia ≥5 tahun berdasarkan laporan anak (p=0,881).
HIV/AIDS is chronic progressive disease that can affect anyone, including the children. Because of the progresivity, HIV/AIDS gives impact to the children’s whole life. Meanwhile the cases of HIV-infected children in Indonesia (one of the fastest growing epidemic country) is increasing over time. The study was conducted to obtain information about the relationship between HIV/AIDS disease severity and the children’s quality of life (QoL). Besides, there was no previous study in Indonesia that measured the HIV-infected children’s QoL and the contributing factors. Design of this study was cross-sectional and a total of 79 children came to the Allergy Immunology Clinic of Ciptomangunkusumo Hospital answered the questionnaires (males 49,4% and womens 50,6%), the majority of the subjects were diagnosed with clinical stage III (40,5%), the remaining were diagnosed with clinical stage I (6,3%), clinical stage II (27,8%), and clinical stage IV (25,3%). The children’s quality of life was measured by the PedsQL consisted of quality of life answered by parents/caregivers and by the children. The data was analyzed with Chi-square, the result there was no significance relationship between the clinical stage and the Quality of life of HIV-infected children, consisted of QoL answered by parents/caregivers in under five children(p=0,131), QoL answered by parents/caregivers in five and above five children (p=0,535), and QoL answered by children in five and above five children (p=0,881).