[Tingginya konflik pembangunan Waduk Jatigede terkait dengan kondisi sosialpolitik
di Indonesia khususnya di era reformasi. Skripsi ini membahas proses
peningkatan konflik pembangunan Waduk Jatigede khususnya pada masa pra
konstruksi yang dilihat pada aspek struktural dan prosesual dengan menggunakan
teori konflik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik
wawancara mendalam secara porpusive. Hasil temuan menujukan bahwa
tingginya eskalasi konflik terjadi pada masa pembayaran yang disebabkan karena
buruknya pelaksanaan, munculnya tuntutan baru untuk mencari keuntungan
(keterlibatan spekulan), munculnya provokator (prosesual) dan meluasnya isu
penggenangan, ketidaksamaan juga kurangnya aturan (struktural). Namun tingkat
konflik pun menurun di masa pemberdayaan melalui pelibatan masyarakat dan
kesepakatan yang mengakomodir kepentingan., Height of conflict in Jatiegede Dam construction is related with social-political
condition in Indonesia especially in era of reformasi. This study discuss the
prosess of height escalation in Jatigede Dam construction esspecially in preconstruction
period from structural and processual point of view with use conflict
theory. This study use qualitative method with porpusive indepth interview. The
results show the height of conflict escalation occur in payment period beacuse
poor of impelementation, emerge of new interests for take benefit (spekulator),
emerge of provocator (processual) and extend of inundation issue, different and
lack of rule (structural). But, height of conflict decrease in empowerment period
through participation community and agreement which accomodate the interests.]