ABSTRAK Krisis ekonomi menjadi kejadian yang sering terjadi dalam ekonomi banyak negara,
termasuk negara-negara maju, dengan akibat yang semakin parah. Membatasi
keparahan dari krisis finansial dengan berbagai cara yang ada menjadi salah satu hal
yang vital untuk dilakukan dalam rangka mencegah keterpurukan ekonomi sebagai
akibat krisis. Dengan mengetahui indikator yang dapat menjelaskan keparahan krisis,
maka pengawasan dan pengambilan kebijakan dapat dilakukan dengan lebih
dini dan lebih baik untuk menghindari krisis yang berakibat parah pada perekonomian.
Dalam studi ini, digunakan sumber data baru dari Dana Keuangan Internasional
(International Monetary Fund IMF), yaitu Indikator Kestabilan Keuangan
(Financial Stability Indicators FSIs). Ditemukan bahwa tiga variabel berpengaruh
terhadap keparahan krisis keuangan, yaitu perbandingan piutang tak tertagih terhadap
bunga, piutang tak tertagih terhadap total piutang, dan posisi terbuka netto
dalam pasar valuta asing terhadap modal.
ABSTRACT Economic crises has become a frequent event in a lot of economies, including
those of developed countries with increasingly severe effect. Limiting the severity
of financial crises with various techniques are one of the vital task in order to prevent
economic damage caused by financial crises. By using indicators that can predict
severity of financial crises, supervising and policy-making can be enhanced and in
time to prevent large crisis with damaging effects on the economy. In this study, a
new database from the International Monetary Fund (IMF) is deployed, which is the
Financial Stability Indicators (FSIs). Three variables are found to affect the severity
of financial crises: Nonperforming loans net of provisions to capital, nonperforming
loans to total gross loans, and net open position in foreign exchange to capital.