ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk membuktikan berlakunya motto ?high risk, high
return? di Indonesia dengan cara melihat hubungan antara standar deviasi dan
imbal hasil, dilanjutkan dengan hubungan antara value at risk dan imbal hasil;
dengan dan tanpa penggunaan ukuran dan rasio book-to-market sebagai variabel
kontrol. Setelah mengimplementasi metode two-step regression dari Fama dan
MacBeth yang dikombinasikan dengan kalkulasi standard errors dari Newey dan
West, terlihat bahwa low volatility anomaly adalah fenomena yang terjadi di
Indonesia selama 2014 dan ?high risk, high return? tidak berlaku di pasar saham
Indonesia. Juga ditemukan bahwa ukuran risiko memang dapat digunakan dalam
perhitungan hasil saham harian.
ABSTRACTThis thesis seeks to prove whether the popular belief of ?high risk, high return? does
apply in Indonesia by investigating the relations between standard deviation and
excess return, followed by value at risk and excess return; with and without the
inclusion of size and book-to-market ratio as control variables. After implementing
Fama and MacBeth?s two-step regression combined with Newey and West?s
standard errors, this thesis presents an evidence that, during 2014, low-volatility
anomaly did occur in Indonesia and that both asymmetric risk measures were
successful to be posing as a gauge to predict Kompas100?s daily stock return the
day after.