Skripsi ini membahas mengenai hubungan antara implementasi CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dab dinamika konflik di antara komunitas lokal dan korporasi yang dilihat dari persepsi warga kelurahan Puspanegara. Variabel persepsi implementasi CSR sebagai variabel independen dilihat dari beberapa dimensi, yakni persiapan implemenasi CSR, pelaksanaan implementasi CSR, dan monitoring implementasi CSR. Sementara itu, pada persepsi dinamika konflik sebagai variabel dependen, dilihat dari beberapa dimensi, yakni bentuk dan eskalasi konflik, intensitas konflik, peran aktor dan lembaga dalam konflik, dan karakteristik lokal. Untuk melihat implementasi CSR tersebut secara lebih spesifik, peneliti melihat persepsi implementasi CSR Indocement dari 5 aspek yang memang sudah dicanangkan oleh Indocement itu sendiri. 5 aspek tersebut adalah CSR di bidang Ekonomi, CSR di bidang Pendidikan, CSR di bidang Kesehatan, CSR di bidang Sosbudagor (Sosial, Budaya, Agama, dan Olahraga), dan CSR di bidang Keamanan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan melakukan survey kepada sejumlah responden yang ditarik secara acak dengan menggunakan teknik penarikan multi-state random sampling pada kelurahan Puspanegara. Kriteria responden yang dipilih adalah mereka yang memiliki peran sebagai suami atau istri dalam suatu keluarga (KK).
Hasil temuan menunjukkan bahwa dari implementasi CSR, warga Kelurahan Puspanegara mempersepsikan implementasi CSR Indocement sudah baik dalam bidang Sosbudagor dan Kesehatan, kemudian pada bidang Pendidikan dipersepsikan sedang, pada bidang ekonomi dipersepsikan kurang baik dan pada Bidang keamanan dipersepsikan tidak baik atau buruk karena tidak terlihat. Oleh sebab itu Implementasi CSR Indocement secara keseluruhan bernilai rendah. Di sisi lain, dari persepsi komunitas lokal, Dinamika konflik di antara Indocement dan warga kelurahan Puspanegara cenderung bernilai rendah. Hal tersebut dikarenakan Indocement telah menyelesaikan penyebab konflik utamanya yaitu polusi debu dengan memasang alat yang bernama electrostatic precipitator.
This study discusses The Relation between PT Indocement Tunggal Prakarsa's CSR Implementation and The Dynamics of conflict between local communities and corporation which viewed from the perception of residents on Puspanegara village. The variable perception of CSR implementation as independent variable seen from several dimensions. Namely, the preparation of CSR implementation, the execution of CSR implementation, and the monitoring of the CSR implementation. Meanwhile, in the perception of the dynamics of conflict as the dependent variable, seen from several dimensions. namely the shape and the escalation of the conflict, the intensity of the conflict, the role of actors and institutions in conflict, and local characteristics. Then, with the aim to assess the CSR implementation more specifically, researchers examined the perception of Indocement's CSR implementation by 5 aspects that had been declared by Indocement itself. Those 5 aspects are, CSR in Economics, CSR in Education, CSR in Health, CSR in Sosbudagor (Social, Cultural, Religion, and Sport), and CSR in Security aspect. This study used quantitative research method to survey the number of respondents were randomly drawn by using multi-state random sampling technique on Puspanegara village. respondents selected criteria are those who have a role as husband or wife in a family according to their KK (Kartu Keluarga). The findings showed that the recidents of Puspanegara Village perceived that implementation of CSR in Indocement has been good in the Sosbudagor and Health aspects, then on education aspect is being perceived as medium, in the economic aspect is being perceived as good-less and in the security aspect is being perceived as not good or bad because it is not too visible . Therefore, Indocement CSR implementation overall tend in low category. On the other side, from the perception of local communities, dynamics of the conflict between Indocement and Puspanegara villagers tend low. It is because Indocement has solved the main causes of the conflict, namely dust pollution by installing a device called an electrostatic precipitator.