Efektivitas anggota organisasi dipandang sebagai tolok ukur kesuksesan sebuah organisasi. Ketika anggota organisasi mampu memberikan efektivitas optimalnya bagi organisasi, maka hal tersebut akan berdampak baik bagi berkembangnya organisasi. Ombudsman Republik Indonesia sebagai salah satu lembaga negara yang terbilang baru, menarik perhatian peneliti untuk melihat bagaimana efektivitas anggota organisasinya. Efektivitas bukanlah faktor yang berdiri sendiri namun dia tak lepas dari pengaruh faktor-faktor lain.
Dalam penelitian ini, ingin melihat bagaimana budaya organisasi dan remunerasi memengaruhi efektivitas asisten Ombudsman Republik Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dalam pengerjaannya. Temuan penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara budaya organisasi terhadap efektivitas asisten Ombudsman namun tidak signifikan dan adanya hubungan positif yang signifikan antara remunerasi terhadap efektivitas asisten Ombudsman.
The effectiveness of the organization's members is seen as a benchmark of success of an organization. When members of an organization capable of providing optimal effectiveness for the organization, then it will be good for the development of the organization. Ombudsman of the Republic of Indonesia as one of the relatively new state institution, attracting the attention of researcher to see how the effectiveness of the organization's members. Effectiveness is not a stand-alone factor, It is not free from the influence of other factors. This research wants to see how the organizational culture and remuneration affect the effectiveness of the Ombudsman's assistant. This reseach used quantitative method. The results of this research are that there is a positive effect between organizational culture towards the effectiveness of the Ombudsman's assistant but insignificant. Second, there is significant and positive effect between the remuneration towards the effectiveness of Ombudsman's assistant.