UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Prevalensi HIV dan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian HIV di Tanah Papua tahun 2013 = Prevalence of HIV and risk factors associated with HIV infection in Tanah Papua 2013

Nur Aini Hidayah; Mondastri Korib Sudaryo, supervisor; Tri Yunis Miko Wahyono, promotor; Viny Sutriani, examiner (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015)

 Abstrak

HIV telah menjadi epidemi selama lebih dari tiga dekade dunia dan menjadi agenda kesehatan global yang terus dibahas. Status epidemi HIV di Tanah Papua menunjukkan perkembangan yang berbeda dengan wilayah lain di Indonesia dan telah memasuki kategori tergeneralisasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui besar masalah HIV dan hubungan faktor sosiodemografi, ko-infeksi, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan dengan kejadian HIV di Tanah Papua pada tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder Survei Terpadu Biologis dan Perilaku Tanah Papua Tahun 2013. Sampel berjumlah 5.334 responden, berusia 15-49 tahun yang bersedia dan berhasil dilakukan rapid test untuk mengetahui status HIV. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya faktor sosiodemografi yang berhubungan dengan kejadian HIV di Tanah Papua, yaitu usia, tingkat pendidikan dan suku asal; faktor ko-infeksi, yaitu status sifilis; faktor perilaku, yaitu pengetahuan, usia pertama berhubungan seks, status poligami, sirkumsisi, seks di luar nikah, seks saat menstruasi, konsumsi alkohol sebelum berhubungan seks, penggungaan narkoba suntik dan kebiasaan menyayat tubuh; faktor lingkungan, yaitu strata geografis; faktor pelayanan kesehatan, yaitu ketersediaan kondom, akses dan biaya pemeriksaan pelayanan VCT. Uji statistik multivariat menunjukkan faktor yang paling berhubungan dengan HIV pada responden laki-laki yaitu sirkumsisi, sedangka pada keseluruhan responden yaitu biaya pemeriksaan pelayanan VCT. Penelitian ini menemukan bahwa peluang lebih tinggi untuk status HIV positif ditemukan pada responden berada pada usia 15-24 tahun, pendidikan tinggi, suku asal papua, status sifilis positif, pengetahua rendah, pertama kali berhubungan seks pada usia 15-24 tahun, tidak berpoligami, tidak sirkumsisi, pernah seks di luar nikah dan saat menstruasi, jarang konsumsi alkohol sebelum seks, menggunakan narkoba suntik, tidak melakukan kebiasaan menyayat tubuh, akses kondom sulit, akses ke pelayanan VCT mudah, serta biaya pemeriksaan VCT tidak terjangkau.

HIV has become an epidemic for more than three decades and remained global health issue. The status of the HIV epidemic in Papua shows a different developments compared to other regions in Indonesia and has been classified as having generalized category. This research aims to determine the problem of HIV and the association between sociodemographic, co-infections, behavioral, environmental and health services factors with HIV infection in Tanah Papua in the year 2013. This research is a quantitative study, with a cross-sectional design and use secondary data from the Survei Terpadu Biologis dan Perilaku in Tanah Papua in 2013. The number of sample is 5334 respondents aged from 15-49 years old who are willing to and successfully conduct a rapid test to determine the HIV status. The results of this research is to find sociodemographic factors that associated with HIV infection in Papua, which are age, education and ethnic; co-infection factors, which is the status of syphilis; behavioral factors, which are knowledge, age of first sex, status of polygamy, circumcision, extramarital sex, sex during menstruation, drunk alcohol before having sex, injecting drug use, and traditional healing with scrathcing body; environmental factors, which is geographical strata; health care factors, which are availability of condoms, access to VCT and costs of VCT test. Multivariate statistical test indicates that the most associated factor with HIV infection among male respondents is circumcision, however among overall respondents the most associated factor is the costs of VCT test.. This research found the risk of HIV infection is higher for respondents around the age of 15-24 years old, higher educational level, origin of Papua, positive in syphilis status, lower knowledge level, first had sex at around the age of 15-24 years old, had one sex partner, lack of circumcision, had extramarital sex, had sex during menstruation, infrequent drunk alcohol before sex, injecting drug use, not making a habit of healing with scrathcing body, have a difficult access to condom, accessable to VCT, and high costs of VCT test.

 File Digital: 1

Shelf
 S-Nur Aini Hidayah.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ita rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xxi, 191 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-Pdf 14-23-28742921 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20413867
Cover