ABSTRAKTesis ini membahas mengenai konstruksi kepemimpinan Soekarno sebagai tokoh bangsa yang dibingkai dalam film Ketika Bung di Ende sebagai film yang mengangkat fase penting yang jarang diteliti dalam kehidupan Soekarno. Penelitian ini bersandar pada teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckman melalui film sebagai media massa. Framing dipilih sebagai metode untuk mengetahui realitas yang dipilih untuk ditampilkan dalam film ini. Menggunakan analisis framing dari William A. Gamson dan Andre Modgliani untuk melihat bagaimana gagasan yang mengatur cara memaknai kejadian dan apa yang menjadi permasalahan. dengan menggunakan perangkat framing (framing devices) melalui Metaphors, Catchphrases, Exemplar, Depiction dan Visual Images serta perangkat penalaran (reasoning devices) dengan menggunakan roots, appeals to principle dan consequences sebagai Framing Devices. Strategi framing tersebut digunakan untuk membentuk konstruksi yang ingin dibentuk oleh sutradara dan penulis skenario. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa sebagai dalah satu media komunikasi, film memberikan konstruksi atas kepemimpinan Soekarno sebagai pemimpin yang berjiwa bebas dan anti imperialisme; bersemangat dan gandrung pada persatuan; merangkul semua kalangan; dan ideolog religius. Jika ditarik pada konsep kepemimpinan, maka kepemimpinan Soekarno adalah constellation of traits yang demokratis, transformasional dan menganut falsafah Pancasila.
ABSTRACTThis thesis discusses Soekarno’s leadership construction as a nation figure framed in the movie “Ketika Bung di Ende” as a film that raised the important phase in Soekarno’s life which rarely examined. This study rests on the theory of Construction Reality Peter L. Berger and Thomas Luckman through movie as a mass media. Framing has been chosen as the most appropriate method to determine the reality selected for shown in this movie. Uses William A. Gamson and Andre Modgliani’s framing analysis to see how the events are governed by the ideas and its problems. By using Metaphors, Catchphrases, Exemplar, Depiction and Visual Images as well as reasoning devices with the use of roots, appeals to principle, and consequences as Framing Devices; the director and the screenwriter then form their intended construction on Soekarno’s leadership. Based on the analysis, it can be concluded that movies—one of the medium of communication, can be used to construct Soekarno as a free-spirited and anti impeialism; eager and devoted to unity; embracing all people; and religious ideologues If drawnn on the concept of leadership, Soekarno is a leader with democratic and transformational constellation of traits that still adheres to the philosophy of Pancasila.