Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Di Kota Cimahi tahun 2013 kejadian diare merupakan peringkat ketiga (10,69%) setelah ISPA dan Nasofaringitis akut pada penderita rawat jalan golongan umur 0 hingga kurang dari 1 tahun. Jumlah penderita diare bayi usia kurang satu tahun pada tahun 2014 yang datang ke puskesmas di Kota Cimahi sebesar 19,53% dan balita 1-4 tahun sebesar 13,41%. Banyak faktor yang berperan penting terhadap kesakitan balita terutama kejadian diare diantaranya adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Beberapa cara pemberian ASI antara lain dengan cara memberikan langsung kepada bayinya dan memberikan secara tidak langsung melalui ASI Perah (ASIP).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan cara pemberian ASI terhadap kejadian diare pada bayi 6-11 bulan di puskesmas Kota Cimahi tahun 2015 sebelum dan setelah dikontrol terhadap variabel pendidikan ibu, pekerjaan ibu, status sosial ekonomi, hygiene makanan dan minuman, jenis kelamin, usia bayi, makanan pendamping ASI, dan status gizi.
Desain penelitian menggunakan studi kasus kontrol dimana kasus adalah bayi usia 6-11 bulan yang datang ke puskesmas dan di diagnosa sebagai kasus diare sementara kontrol diambil di puskesmas yang sama dan pada minggu yang sama serta tidak menderita diare atau bayi yang berkunjung untuk imunisasi. Perbandingan kasus kontrol yaitu 1:1 dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 154 untuk masing masing kelompok. Analisis multivariate menggunakan regresi logistik.
Hasil penelitian diketahui terdapat hubungan yang bermakna antara cara pemberian ASI perah dengan kejadian diare pada bayi (p=0.019). Cara pemberian ASI perah mempunyai efek proteksi/perlindungan 0.546 kali lebih kecil terhadap penyakit diare dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI langsung. Sementara pada cara pemberian bukan ASI/susu formula diketahui tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan kejadian diare (p=0.858). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara cara pemberian ASI dengan kejadian diare pada bayi setelah dikontrol variabel hygiene makanan minuman dengan p value sebesar 0.055 (95%CI 0.360-1.011) dan 0.875 (95%CI 0.360-1.011).
Diharapkan agar Dinas Kesehatan dan puskesmas dapat meningkatkan upaya promosi kepada calon ibu dan ibu bayi terutama pada hygiene makanan minuman yang digunakan bayi termasuk didalamnya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), peningkatan upaya promosi kesehatan mengenai makanan pendamping ASI, dan perlunya sosialisasi mengenai pemberian ASI perah pada bayi untuk mendukung gerakan pemberian ASI hingga usia dua tahun.
Diarrhea disease is still a public health problem in developing countries such as Indonesia because of morbidity and mortality which is still high. On Cimahi City in 2013 the incidence of diarrhea was on third place (10.69%) after acute respiratory infection and acute nasopharyngitis on patients age group 0 to less than one year. Number of less-one-year infants with diarrhea disease who came to the public health center in Cimahi City was 19.53% and the number of 1-4 years old toddlers was 13.41% in 2014.. Many factors play an important role against children under five's illness especially diarrhea which among its are breastfeeding (breast milk). Some ways of breastfeeding are by giving directly to the baby or give it indirectly through expressed breast milk.The purpose of this study was to determine the relationship between the way of breastfeeding and the incidence of diarrhea in infants 6-11 months in public health centers Cimahi City in 2015 before and after controlling for variables maternal education, maternal occupation, socio economic status, hygiene of food and drink, sex, age infant, complementary feeding, and nutritional status.The study design using casecontrol study in which cases were infants aged 6-11 months who come to the public health center and was diagnosed as a case of diarrhea while control is taken at the same public health center and in the same week and do not suffer from diarrhea or infants who visit for immunizations. Case control comparative is 1: 1 with 154 chosen samples from each group. Multivariate analysis using logistic regression.The survey results revealed significant correlation between expressed breast milk with the incidence of diarrhea in infants (p = 0.019). The expressed breast milk has a protective effect 0.546 times less protection against diarrhea compared with infants fed breast milk directly. While the not breast milk/ formula milk is known that there are no significant relationship with the occurrence of diarrhea (p = 0.858). There was no significant relationship between how breastfeeding by the incidence of diarrhea in infants after the controlled variable hygiene of food and drinks with p value of 0.055 (95% CI 0.360-1.011) and 0.875 (95% CI 0.360-1.011).It is hoped that the department of health and public health centers can increase promotional efforts to expectant mothers and mothers of infants, especially on hygiene of food and drink for use by infants including handwashing, increased promotional efforts health on complementary feeding, and the need for socialization of giving expressed breast milk to the baby to support the movement of breastfeeding until the age of two years.