Meningkatnya jumlah penderita IMS dan banyaknya penderita IMS yang tidak di obati dari tahun ke tahun di Kota Bandar Lampung, dapat menimbulkan permasalahan kesehatan yang sangat serius dan berdampak besar pada masa yang akan datang apabila tidak mendapatkan perhatian dan penanganan yang intensif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pencarian pengobatan infeksi menular seksual pada wanita penjaja seks di Kecamatan Panjang Bandar Lampung.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectionaldengan sampel penelitian sebanyak 114 wanita penjaja seks yang diambil secara acak sederhana(simple random sampling). Sebagian besar (60,5%) responden telah mencari pengobatan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan dan 39,5% mencari pengobatan sendiri untuk mengatasi keluhannya. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan bermakna antara faktor hambatan dalam pencarian pengobatan dengan perilaku pencarian pengobatan. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku pencarian pengobatan adalah faktor tersedianya fasilitas kesehatan di lokalisasi dengan nilai OR=3,08 yang berarti responden yang terdapat fasilitas kesehatan di lokalisasi mencari pengobatan IMS 3 kali lebih tinggi dibandingkan responden yang tidak mempunyai fasilitas kesehatan di lokalisasi.
The number of patients with sexually transmitted infection (STI)is increasingin Bandar Lampung, but not all of them obtain proper medical treatments. This can lead to serious health problems and can have major impacts in the future, if lacking intensive care and suitable handling environments.
This research aims to analyze sex workers? behaviors in seeking for the medication of STI. The respondents were 114 female sex workers, and they randomly interviewed in the District of Panjang Bandar Lampung. Quantitative method and cross-sectional design were used to analyze the data.The majority of respondents (i.e., 60,5%) have sought for the first aids to health services, whereas the minority (i.e., 39,5 %) have relied on independent treatments to solve their problems. The bivariate analysis shows that significant relationships exist between the impeding factors (in seeking for the medications) and medical-seeking behaviors. The most dominant factor associated with the medical seeking behaviors is the availability of health facility in the prostitution area with the value of OR is equal to 3,08. This means the respondents with a health facility in their working places are three times higher in seeking medication than those with no health facility.