Latar belakang: Prevalensi penyakit refluks gastroesofageal (PRGE) cenderung mengalami peningkatan di Indonesia. Kondisi PRGE dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Namun, untuk menentukan diagnosis PRGE masih sulit dilakukan karena gejala yang ditimbulkan tidak spesifik, alat diagnostik yang hanya tersedia di rumah sakit besar dan data epidemiologi di Indonesia masih kurang.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran patologi anatomi anak dengan PRGE yang dilakukan pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas di Departemen IKA RSCM-FKUI, serta hubungannya dengan kelompok usia dan status gizi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross-sectional) dengan subjek 76 pasien anak usia 2-18 tahun dengan PRGE yang dilakukan pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan data status rekam medis pasien di Departemen IKA RSCM-FKUI pada Januari 2011 hingga Oktober 2015.
Hasil: Pada 76 pasien anak dengan PRGE yang dilakukan endoskopi didapatkan hasil anak lelaki dibandingkan perempuan adalah 4,1:3,5 dengan mayoritas kelompok usia sekolah (70%) dan status gizi malnutrisi (60%). Terdapat perbedaan bermakna pada hasil endoskopi berdasarkan kelompok usia yaitu ditemukannya infeksi H.Pylori pada 24% anak usia sekolah (p=0,013). Hasil endoskopi terkait status gizi secara bermakna (p=0,049) menunjukkan bahwa hiperemis pada lambung lebih banyak ditemukan pada pasien dengan status gizi malnutrisi (45/72 anak) dibandingkan dengan gizi baik (24/72 anak). Kelainan patologi anatomi anak dengan PRGE tidak berbeda antara kelompok usia maupun status gizi.
Kesimpulan: Anak yang mengalami PRGE lebih banyak terjadi pada usia sekolah dengan status gizi malnutrisi. Terdapat perbedaan bermakna pada hasil endoskopi anak dengan PRGE berdasarkan kelompok usia dan status gizi. Kelainan patologi anak dengan PRGE tidak berbeda menurut kelompok usia maupun status gizi.
Background: The prevalence of gastroesophageal reflux disease (GERD) has increased recently in Indonesia. The condition of GERD can impaired growth and development in children. However, to determine diagnosis of GERD is difficult because the symptoms are non-spesific, diagnostic tools are only available in large hospitals, and epidemiological data Indonesia still less.Aim: To evaluate the anatomical pathology of GERD in children and the correlation according to age group and nutritional status.Methods: This was a cross-sectional study comparing GERD anatomic pathology findings and its relation to age group and nutritional status. The data were evaluated from 76 subjects aged 2-to-18-years old who underwent esophagogastroduodenos-copy (EGD) that fullfiled inclusion criteria. The data based on the medical record of endoscopic procedure at Child Health Department of Cipto Mangun-kusumo Hospital – Faculty of Medicine of Universitas Indonesia (RSCM-FKUI) from January 2011 to October 2015.Results: Among 76 children with GERD whom underwent EGD, the boy compare to girl was 4.1:3.5 and most of them (70%) were school-aged chidren with malnutrition (60%). The prevalence of H. pylori infection was 24% and it was significantly higher in school-aged group than under-five group (p=0,013). The macroscopic appearance of endoscopy in relation to nutritional status was significantly (p=0.049) more hyperemic stomach wall in malnutrition group (45/72 children) compare to that of good nutritional status group (24/72 children). The abnormality of upper gastrointestinal pathology was not statistically different (p>0.05) in both aged groups and nutritional status groups.Conclusion: Children suffered from GERD were more often at school age and had malnutrition condition. There were significant different of endoscopic findings of children with GERD in regards to age groups and nutritional status groups. The abnormality of pathologic findings of GERD in children were not significantly different between age-groups and nutritional status groups.