Salah satu faktor virulensi Candida albicans adalah kemampuannya dalam membentuk biofilm sehingga meningkatkan resistensi terhadap agen antifungal. Fase awal merupakan prasyarat terbentuknya biofilm serta ditandai dengan adhesi dan proliferasi sel C. albicans. Temulawak merupakan tanaman khas Indonesia dan dilaporkan memiliki efek antifungal karena mengandung zat aktif yaitu xanthorrhizol. Penelitian ini dilakukan dengan MTT assay untuk mengukur viabilitas C. albicans pada biofilm setelah pemaparan ekstrak etanol temulawak secara in vitro.
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak dengan konsentrasi 35% dapat menurunkan viabilitas C. albicans setara dengan nystatin. Ekstrak etanol temulawak terbukti memiliki efek antifungal terhadap C. albicans pada biofilm fase adhesi dan proliferasi.
Candida albicans has the ability to form biofilm that increase resistance to antifungal agents. Early phase is a prerequisite, characterized by adhesion and proliferation. Java turmeric is an Indonesian medicinal plants and reported to have antifungal effect due to its active component, xanthorrhizol. This study was conducted using MTT assay to measure viability of C. albicans in biofilm after exposure to Java Turmeric ethanol extract. The result showed extract in 35% concentration can reduce the viability of C. albicans equal to nystatin’s capability. Java Turmeric ethanol extract has antifungal effect against C. albicans in adhesion and proliferation phase of biofilm.