ABSTRAKNama tempat atau toponim merupakan hal yang dapat berkontribusi dalam memberikan identitas suatu tempat. Perubahan nama tempat merupakan suatu fenomena yang dapat diandalkan untuk melihat perkembangan wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pemberian nama tempat berdasarkan periodisasi di Jakarta dengan menggunakan studi kasus: Kawasan Kota Tua DKI Jakarta. Untuk mencapai tujuan penelitian, variabel yang digunakan adalah faktor penamaan tempat, pihak pemberi nama tempat dan etimologi nama tempat. Ketiga variabel tersebut kemudian dikaitkan dengan periodisasi dari abad 17 hingga abad 20. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi literatur dan wawancara dengan metode intensive toponymy. Analisis yang digunakan adalah analisis keruangan yang dilakukan secara deskriptif ideografik. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada abad 17-21, nama bangunan di kawasan bagian dalam tembok Kota Batavia diberikan oleh pemerintah Belanda dan Indonesia yang berkuasa dan pemberian nama bangunan di Kota Lama Batavia bagian timur dan barat memiliki pola mengacu pada fungsi bangunan dan tergolong sebagai Associative Name. Hal ini berlawanan dengan kawasan bagian luar tembok Kota Batavia, nama bangunan diberikan oleh masyarakat dan pemberian nama bangunan memiliki pola mengacu pada sejarah bangunan dan tergolong sebagai Eponymous Name dan Evaluative Name. Pada abad 17-19, nama jalan yang berada di kawasan bagian dalam tembok Kota Batavia diberikan oleh Pemerintah Belanda yang ingin membuat replika Kota Belanda di kawasan ini dan pemberian nama jalan memiliki pola mengacu pada nama-nama jalan di Kota Belanda dan tergolong sebagai Evaluative Name. Pada abad 20 setelah kemerdekaan, nama jalan jalan yang berada di kawasan bagian dalam tembok Kota Batavia diberikan oleh Pemerintah Indonesia dan pemberian nama jalan yang berada di kawasan bagian dalam tembok Kota Batavia memiliki pola mengacu pada fungsi jalan dan tergolong sebagai Associative Name. Etimologi nama tempat merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam menunjukkan pola pemberian nama tempat di Kawasan Kota Tua DKI Jakarta berdasarkan periodisasi.
ABSTRACTA place name or toponym could contribute in providing the identity of a place. Place name transformation is a phenomenon that can be relied to observe regional development. This study aims to determine the patterns of place naming based on periodization in Jakarta by using a case study: the Old Town area of Jakarta. In order to achieve research objectives, variables used on this research are; factors in place naming, stakeholders of place naming, and the etymology of place names. These three variables are linked up with the periodization of the 17th - 20th century. The research was conducted by using the literature study method and interviews with intensive toponymy method. The analysis used on this research is descriptive ideographic - spatial analysis. The analysis results showed that in the 17th-21th century, buildings name in the area inside the wall of Batavia City were given by Dutch Government and Indonesian Government ruling and buildings naming in eastern and western Old Batavia City has the pattern that refer to buildings function and categorized as Associative Name. It is contrary to the area outside the wall of Batavia City, building name was given by society and building naming has the pattern that refer to history of building and categorized as Eponymous Name and Evaluative Name. In 17th-19th century, streets name that located inside the wall of Batavia City were given by Dutch Government who want to made replica of Netherlands City in this area and streets naming has the pattern that refer to streets name in Netherlands City and categorized as Evaluative Name. In the 20th century after independence day, streets name that located inside the wall of Batavia City were given by Indonesian Goverment and streets naming has the pattern that refer to the function of streets and categorized as Associative Name. The etymology of place naming is the most influential variable in determining the pattern of place naming in the Old Town Area of DKI Jakarta based on periodization.