ABSTRAKLatar belakang: Keterampilan klinis mutlak diperlukan dokter dalam melakukan pelayanan kesehatan. Dokter yang tidak terampil melakukan keterampilan klinis tentu membahayakan keselamatan pasien. Oleh sebab itu, fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara (FK Untar) melaksanakan pembelajaran keterampilan klinis dasar (KKD) pada tahap pendidikan pre-klinik melalui fasilitas skills lab yang memadai. Meskipun demikian, angka ketidaklulusan ujian KKD pada beberapa blok masih tinggi. Stres menghadapi ujian dianggap berperan terhadap kegagalan tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat stres dalam menghadapi ujian dengan hasil belajar KKD.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang dilakukan di FK Untar dengan responden berjumlah 196 orang mahasiswa semester tujuh pada blok sistem penginderaan. Penelitian menggunakan kuesioner Westside Test Anxiety Scale untuk menilai tingkat stres dan data nilai ujian KKD untuk melihat hasil belajar KKD. Faktor lain yang berhubungan dengan hasil belajar KKD juga diteliti yaitu strategi coping dan lama waktu persiapan belajar. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi-square. Selanjutnya, analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui faktor yang lebih berperan terhadap hasil belajar KKD. Kuesioner juga memuat data kualitatif tentang penyebab stres pada ujian KKD (stressor) dan cara persiapan belajar.
Hasil: Tingkat stres sedang paling banyak dialami mahasiswa saat menghadapi ujian KKD (50.0%), diikuti dengan tingkat stres berat (28.1%) dan stres ringan (21.9%). Stressor yang paling banyak dilaporkan adalah ketakutan tidak lulus ujian KKD (46.9%). Belajar bersama teman merupakan cara persiapan belajar yang paling banyak dilaporkan (89.3%). Mahasiswa dengan tingkat stres berat cenderung tidak lulus ujian KKD dibandingkan mereka dengan tingkat stres ringan (nilai p= 0.019, OR= 2.809). Di antara berbagai strategi coping, active coping mempunyai hubungan bermakna dengan hasil belajar KKD (nilai p= 0.033, PR= 1.345). Lama waktu persiapan belajar tidak berhubungan dengan hasil belajar KKD (nilai p>0.05). Hasil analisis multivariat menunjukkan ketidaklulusan ujian KKD berhubungan dengan tingkat stres berat (nilai p= 0.022, OR= 2.805) dan penggunaan active coping yang rendah (nilai p= 0.025, OR= 3.590).
Kesimpulan: Tingkat stres berat dan penggunaan active coping yang rendah berperan terhadap ketidaklulusan pada ujian KKD. Mahasiswa dengan tingkat stres berat berisiko lebih besar untuk tidak lulus ujian KKD dibandingkan mahasiswa dengan tingkat stres ringan. Penggunaan active coping yang rendah, dalam hal ini persiapan belajar yang kurang memadai, berisiko bagi mahasiswa untuk tidak lulus ujian KKD.
ABSTRACTBackground: Clinical skills is an absolute necessity for doctor in conducting health services. Doctors who are not skillful in clinical skills will endanger patient safety. Therefore, the Faculty of Medicine of Tarumanagara University (FM Untar) conduct teaching and learning of basic clinical skills (BCS) at academic education level through adequate skills lab facility. Nonetheless, rate of failure in BCS exams are still high on some modules. Stress is considered as a factor that contributes to this failure. This study aims to determine the relationship of stress level and BCS learning outcomes.Method: This is a cross sectional study, conducted in FM Untar with 196 students from the 7th semester who took sensory system module. This study use Westside Test Anxiety Scale questionnaire to assess stress level and student?s BCS test scores in order to find out the BCS learning outcomes. Other factors associated with BCS learning outcomes such as coping strategy and duration of preparation in studying are also observed. Bivariate analyses were conducted by chi-square. Multivariate analysis was also conducted to determine the factors that contribute more to the learning outcomes KKD. Qualitative data about the cause of stress (stressor) on BCS exam and preparation method in studying were also collected.Results: Moderate stress is the stress level that students experienced the most (50.0%), followed by severe stress (28.1%) and mild stress (21.9%). The most dominant stressor is the fear of not passing the BCS exam (46.9%). In the case of preparation method in studying, it is reported that learning with friends is the most dominant (89.3%). Students with severe stress tend to fail the BCS exam than those with mild stress (p value= 0.019, OR= 2.809). Among the various coping strategies, active coping has a significant relationship with BCS learning outcomes (p value= 0.033, PR= 1.345). The duration of preparation in studying is not related to the BCS learning outcomes (p value>0.05). The multivariate analysis shows that the failure in BCS test is related to severe stress (p value= 0.022, OR= 2.805) and low usage of active coping strategy (p value= 0.025, OR= 3.590).Conclusion: Severe stress and the low usage of active coping contribute to failure in BCS exam. Students with severe stress level have greater risk of not passing the BCS exam than students with mild stress level. Low usage of active coping, which means less preparation in studying, can cause the students to fail the BCS exam.