ABSTRAKKota Padang diketahui rawan terhadap bencana alam banjir, berdasarkan kejadian banjir tahun 2012 yang berdampak luas di Kota Padang. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan respon masyarakat yang berkaitan dengan banjir dengan wilayah studi Tabing Banda Gadang Kota Padang. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi adaptasi masyarakat terhadap dampak peristiwa alam ekstrim khususnya banjir, yang termasuk permasalahan serius di Kota Padang. Rumah tangga disurvei dengan teknik wawancara mendalam dan kuesioner yang dilakukan di wilayah terdampak banjir.
Hasil penelitian menunjukkan masyarakat wilayah studi melakukan adaptasi terhadap banjir meliputi strategi adaptasi struktural dan non struktural yaitu penggunaan kembali barang yang tidak rusak, memindahkan barang ketempat yang lebih tinggi, gotong royong, pinjaman keuangan informal, meninggikan rumah. Selain itu terdapat kendala dalam adaptasi struktural dan non struktural untuk kemungkinan perulangan banjir masa depan, hal ini dipengaruhi berbagai hambatan untuk beradaptasi antara lain adalah keuangan, teknologi konstruksi untuk terhindar dari dampak banjir, oleh karena itu untuk adaptasi struktural dan non struktural di anggap masih rendah. Selanjutnya relokasi sebagai strategi menghindari banjir didukung oleh masyarakat terutama yang berada pada bekas aliran sungai yang dianggap zona bahaya tinggi. Pengalaman banjir, tingkat kerusakan, dan persepsi bahaya terhadap banjir juga memainkan peran penting dalam strategi adaptasi ini.
ABSTRACTPadang city has long been known to be at risk from flood hazard, based on the 2012 flood events that have a wide impact in the Padang city. This study is intended to gather public response and local knowladge relating to flood the study area in Tabing Banda Gadang. The main objective of this thesis is to analyze the adaptation strategy of local community against extreme natural events, especially the impact of the floods, which belong amongst the most serious problem in Padang city, especially in Tabing Banda Gadang. A households were surveyed by using in-depth interviews and questionnaires carried out in the flood affected areas.The result of the study area various adaptation strategies have been adopted by the local community, structural and non structural adaptations include re-use material left undamaged, moving household equipment to higher place, mutual cooperation, informal financial loans and raise level of home. Meanwhile as for changes to the possibility future of flooding, the majority of respondents said their communities are unlikely to perform structural and non structural change to the possibility future of flooding, because it is influenced by a variety of barriers to change and adapt, among others, finance, construction technology to avoid the impact of flooding. Therefore, adaptation strategies to the structural and non-structural considered is remain low. On the other side of the relocation as a strategy to avoid flooding is supported by the communities, especially household those located are the former river channel that are considered high hazard zones. Flood experience, the level of damage, and individual flood danger perception also played an important role.