ABSTRAKTulisan Karya akhir ini akan mencoba membahas keberadaan kelompok subkultur komunitas Ngadu Bagong yang melakukan tindakan kekerasan melalui pertunjukan hewan aduan dan kegiatan perjudian. Beberapa rumusan legalistik normatif yang ada telah mengkriminalisasi aspek kegiatan perjudian dan tindak kekerasan tersebut. Dengan menggunakan dan memanfaatkan pendekatan paradigma kriminologi budaya, tulisan ini akan mengkaji bagaimana tindakan kekerasan dan kegiatan perjudian tersebut bukan merupakan tindak kejahatan, namun sebagai unsur-unsur subkultur unik yang menjadi identitas kolektif dari komunitas Ngadu Bagong. Istilah-istilah seperti crime as culture, edgeworking, ruang budaya dan sensibilitas etnografik akan digunakan untuk melihat bagaimana dinamika kelompok subkultur tersebut menjadikan pertunjukan adu hewan sebagai identitas kolektif mereka. Oleh karena itu, diperlukan suatu pemahaman penuh dan upaya rekontekstualisasi terhadap status dan keberadaan komunitas tersebut menjadi suatu kelompok subkultur tertentu yang ada di Indonesia.
ABSTRACTThis paper will discusses about Ngadu Bagong as subuculture community that had some activities labelled as criminal by legalistic-normative constructions in Indonesia. Such construction shape and define Ngadu Bagong as subuculture community as criminal by the name of cruelty, gambling, animal abuse and brutality when they held dog fighting events. The Author will use cultural criminology perpspective and analyze that such gambling and animal abuse labelled by legalistic-normative ground aren?t criminal activities, but rather as unique subculture way of life that represent their collective identity in Indonesia. Severe conceptual from cultural criminology school of thought like crime as culture, edgeworking, cultural spatial and ethnographic sensibility will use to comprehensively examine how dynamic experiences of Ngadu Bagong community as subcultural group held dog fighting events as their particular collective identity. Hopefully, the result from analysis can led to recontextualisation effort to see how Ngadu Bagong community define as a unique subcultural group that exist with out of the box way of life in Indonesia.