UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Makna candi Pendharmaan zaman Singhasari-Majapahit (Abad ke- 13?15 M): Kajian Semiotika = Meaning The Temple of Pendharmaan At The Singhasari-Majapahit Era (13-15 century BC) : Semiotics Studies

Chaidir Ashari, supervisor; Agus Aris Munandar (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015)

 Abstrak

Candi merupakan peninggalan bangunan suci masa Hindu-Buddha di Indonesia yang mulai berkembang pesat pada zaman Singhasari-Majapahit (Abad ke-13-15 M). Perkembangan candi pada masa kerajaan tersebut sangat pesat dan adanya bangunan candi didirikan sebagai bangunan untuk menghormati raja yang telah wafat atau biasa disebut candi Pendharmaan.
Kajian ini berusaha untuk mendapatkan makna dari adanya candi Pendharmaan tersebut. Kajian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode semiotika. Analisis semiotik yang digunakan adalah analisis semiotik Charles Sanders Peirce yang mengkaji makna dengan hubungan segitiga antara tanda, pengguna dan realitas luaran. Tanda berpusat pada seseorang yang diciptakan dalam fikiran seseorang mengenai suatu tanda yang setara. Tanda yang kemudian dihasilkan dari tanda pertama dinamakan interpretant dan tanda tersebut menunjukkan sesuatu, yaitu objeknya. Lebih dalam lagi dengan menggunakan teknik analisis sistem triadik Peirce yang menekankan adanya proses bernalar (semiosis) untuk mendapatkan suatu makna.
Hasil dari kajian ini bahwa melalui proses bernalar (semiosis) makna candi Pendharmaan pada zaman Singhasari-Majapahit (Abad ke-13-15 M) memiliki makna tersendiri pada masa Jawa Kuna dan makna tantrayana sangat besar dalam aliran keagamaan yang ada pada candi Pendharmaan.
The temple is a sacred relic building the Hindu-Buddhist in Indonesia, which began to grow rapidly in Singhasari-Majapahit era (13-15 century BC). The development of the royal temple during very rapid and the presence of the temple was founded as a building in honor of the king who had died or it usually called Pendharmaan temple.
The aim of this study will be analyze to exlpore about how to get the meaning of the existence of the temple Pendharmaan. Qualitative method with semiotic analysis has been applied in this study. Semiotik analysis that is used is analysis semiotik charles peirce sanders that looked at the meaning to the relation of a triangle between a sign users and the outer covering of reality. Entered on a sign of someone who was created in the mind of someone on a sign of equivalent. A mark then resulting from the first sign is called interpretant and the mark show you something that is its object. This research more deeper by using analysis techniques of systems triadic of Charles Sanders Peirce, who emphasized the reasoning processes (semiosis) to get a meaning.
The result of this study explain that through a process of semiosis the meaning of the temple Pendharmaan in Singhasari-Majapahit era (13-15 century BC) has special meaning during the Javanese and Tantric enormous significance in the religious meaning that existed at Pendharmaan temple.

 File Digital: 1

Shelf
 T44782-Chaidir Ashari.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T44782
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xx, 183 hlm. : ill. ; 28 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T44782 15-17-086538760 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20425052
Cover