Media dalam paradigma kritis mempunyai posisi yang tidak netral dalam masyarakat, media dengan sendirinya akan memilih dan menentukan kemudian berpihak pada kelas tertentu untuk menanamkan ideologinya. Konflik yang melibatkan kelas yang memihak kekuasaan yaitu pemerintah dengan kelas yang tidak memiliki kekuasaan yaitu pedagang kaki lima kerap terjadi di Indonesia dalam wacana yang kerap disebut dengan penertiban. sebagian dari media mengangkat wacana penertiban pedagang kaki lima dari sudut pandang yang cenderung mendukung upaya penertiban. Wacana yang ditawarkan dalam berbagai bentuk teksnya melukiskan upaya penertiban pedagang kaki lima dengan konsep penataan kota, keindahan kota, keindahan kota, pedagang kaki penyebab kemacetan jalan raya, dan sebagainya.