UI - Disertasi Membership :: Kembali

UI - Disertasi Membership :: Kembali

Reformasi TNI : Pola, profesionalisasi militer dalam masyarakat

Ahmad Yani Basuki; Paulus Wirutomo, promotor; Iwan Gardono Sudjatmiko, co-promotor; Maswadi Rauf; Burhan Djabir Magenda, examiner; Edi Sedyawati, 1938-, examiner; Seda, Francisia Saveria Sika Ery, examiner ([Publisher not identified] , 2007)

 Abstrak

ABSTRAK
Disertasi atau penelitian ini mengkaji tentang Reformasi TNI dari
perspektif sosiologi. Ada ernpat aspek kajian yang hendak dibahas. Pertama,
kajian kritis tentang proses dan progres Reformasi TNI yang telah
berlangsung kurang lebih 9 tahun (1998-2007). Kedua, membandingkan
bagaimana pandangan internal-eksternal TNI dan pandangan media tentang
Reformasi TNI. Ketiga, memperbandingkan bagaimana pola dan
profesionalitas Reformasi TNI sebagai sebuah kasus mundurnya militer dari
politik (military withdrawal from politics) dengan 71 kasus pola dan
profesionalitas rnundumya militer dari politik yang pernah terjadi di beberapa
negara lain. Keempat, mengkaji tentang perubahan TNI, apakah setelah 9
tahun melaksanakan Reformasi Internal, posisi TNI sudah Iebih fungsional
dalam tatanan kehidupan nasional bangsa Indonesia saat ini ?.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana
Reformasi TNI sebagai sebuah proses mundurnya militer dari politik yang
berlangsung di tengah perubahan konfigurasi masyarakat global maupun
nasional. Reformasi TNI tidak berlangsang di diruang hampa (invacuum
social system), bahkan berlangsung ditengah masyarakat yang sedang dalam
?euphoria? reformasi. Bagaimana dinamika dan interaksi sosial yang ada
dalam kerangka memposisikan diri TNI secara tepat dalam sistem sosial
bangsa Indonesia dan lebih fungsional, sinergi dengan fungsi-fungsi yang
lain. Bagaimana pola dan profesionalitas perubahan yang mewarnai proses dan
progres reformasi TNI yang sudah berlangsung selama ini.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini dirancang dengan
menggabungkan antara metode. kuantitatif dan kualitatif. Meskipun masing-
masing pendekatan tersebut memiliki paradigma yang berbeda, namun
penggabungannya sangat dimungkinkan. Penggabungan kedua pendekatan
dengan satu obyek yang sama secara bergantian, diharapkan menghasilkan
temuan yang Iebih komprehensif karena menggabungan keduanya juga dalam
kerangka trianggulasi penelitian kualitatif (Susan Stainback, 1988 ; Sugiyono, 2006). Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka digunakan ernpat
teknik pengumpulan data, yaitu studi dokumentasi, penyebaran angket,
wawancara mendalam ( in depth inrenrfew) dan focus group discussion
(FGD).
Landasan teori yang digunakan dalam kajian ini adalah teori tentang
mundurnya militer dari politik (military withdrawal from politics) Talakder
Maniruzzaman (1998) dan teori fungsionalisme struktural, Talcott
Parsons (1957) dan Robert K. Morton (1957). Dalam hasil penelitiannya,
Talukder Maniruzzaman menetapkan tentang bagaimana kriteria pola dan
prafesionalitas yang timbul dalam 71 kasus mundurnya militer dari politik . Ia
membagi dalam lima macam pola mundurnya militer dari politik. Yaitu :
a) Mundur secara terjadwal dan terencana segera setelah diIangsungkan
Pemilihan Umum, b) Mundur secara mendadak setelah menyerahkan
kekuatan pemerintah sipil sementara, c) Mundur lewat revolusi sosial, d)
Mundar Iewat pemberantasan massal, e) Mundur karena invasi atau
intervensi negara asing. (falukder Manirazzaman,1998 hal 31-33).
Sementara tentang profesionalitas mundurnya militer dari politik,
Talukder M membagi dalam 2 kriteria, yaitu mundur secara
?Profesional? dan secara ?tidak profesional". Tentara yang profesianal,
keluar dari dunia politik secara terencana dan penuh pertimbangan, dan
mundur dengan keyakinan bahwa ia telah memenuhi semua tujuan
intervensinya atau merasa bosan dan merasa tidak mampu lagi untuk
memerintah. Sedang Tentara yang tidak professional mundur dari politik
dengan mendadak dan tiba-tiba, terlibat dalam beberapa kali intervensi dan
kemudian kembali ke barak hanya merupakan penundaan terhadap prospek
demiliterisasi politik dalam jangka panjang di negara-negara tersebut. Militer
mereka terpecah-pecah oleh berbagai loyalitas primordial dan sektarian
(Talukder Maniruzzaman, 1998:277-278).
Dalam perspektif fungsionalis Talcott Parsons (1937) dan Robert
Merton (1957), setiap kelompok atau lembaga melaksanakan tugas tertentu
dan terus menerus, katena hal itu fungsional. Suatu nilai atau kejadian pada
suatu waktu atau tempat dapat menjadi fungsional atau disfungsional pada
saat dan tempat yang berbeda. Bila suatu perubahan sosial tertentu
mempromosikan suatu keseimbangan yang serasi, hal tersebut dianggap
fungsional ; bila perubahan sosial tersebut mengganggu keseimbangan, hal
tersebut merupakan gangguan fangsional ; bila perubahan sosial tidak
membawa pengaruh, maka hal tersebut tidak fungsional. (Paul B. Horton &
Chester I, 1993:l8).
Merton (l963:105), mendefinisikan fungsi sebagai ?konsekuensi-konsekuensi yang dapat diamati yang menimbulkan adaptasi atau
penyesuaian dari sistem tertentu". Sedang (Rocher, 1975:-40) mendefinisikan
fungsi (function) adalah ?Kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah
pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem?. Sementara Parsons bersama dan bersinergi dengan fungsi-fungsi komponen bangsa lainnya.
Komitmen TNI ke depan adalah, bahwa semua tindakan TNI senantiasa : 1)
Harus dalam kerangka pelaksanaan tugas negara. 2) Dalam rangka
pemberdayaan kelembagaan fungsional. 3) Posisi, peran dan tindakan TNI
harus berdasarkan kesepakatan bangsa melalui mekanisme institusional yang
ada 4) Ditempatkan dan menempatkan diri sebagai bagian dari sistem
Nasional. 5) Ditetapkan melalui ketetapan-ketetapan yang diatur secara
konstitusional.
Dalam progres implementasi Reformasi yang berlangsung secara
gradual dan berlanjut telah tercatat adanya 31 poin perubahan yang meliputi
aspek struktur, kultur dan doktrin. Dua puluh enam diantaranya bersifat final,
dan lainnya merupakan proses berlanjut. Pada dasarnya setiap perubahan
paradigma, struktur dan doktrin, langsung atau tidak langsung akan
berpengaruh terhadap perubahan kultur atau perilaku. Namun masih banyak
pula masyarakat yang kurang memahami adanya perubahan-perubahan
tersebut. Kasus-kasus pelanggaran oknum prajurit TNI sering
direpresentasikan belum berubahnya kultur TNI. Begitu juga kiprah
purnawirawan TNI (yang statusnya sudah sebagai masyarakar sipil) di
berbagai bidang kehidupan yang digeluti, sering dihubungkan dan atau
direpresentasikan sebagai kebijakan pimpinan atau institusi TNI. Padahal
keberadaan dan kegiatan mereka sudah tidak lagi ada hubungan struktural
dengan institusi TNI.
Tentang pandangan internal dan ekternal TNI, melalui survey atau
pengisian angket terhadap 2.400 orang responden dan melalui uji statistik Chi
Square dan atau V. Cramer menunjukkan bahwa secara prinsip tidak ada
perbedaan pandangan internal dan eksternal TNI terhadap 10 items pertanyaan
seputar reformasi TNI. Begitu juga pandangan media tentang progres
Reformasi TNI menunjukkan bahwa secara umum tidak terdapat perbedaan
agenda atau pandangan antara HU Kompas dan HU Republika (yang menjadi
sampel dalam penelitian ini), baik dalam penempatan berita maupun isi dan
kecenderungan beritanya.
Tentang pola Reformasi TNI. Jika pola Reformasi TNI
diperbandingkan dengan 5 pola mundurnya militer dari politik (military
withdrawal from politics) pada beberapa negara Iain, maka dengan melihat
faktor kesamaan dan perbedaan serta kekhusannya, dapat dirumuskan bahwa
Reformasi TNI berlangsung secara gradual, bertingkat dan berlanjut. Tidak
terkait dengan dilangaungkannya Pemilu terlebih dahulu. Tidak disertai
penyerahan kekuasaan sipil sementara, tanpa revolusi sosial tanpa
pemberontakan massal, tidak ada invasi atau intervensi asing. Sedang
profesionalitas Reformasi TNI apabila diperbandingkan dengan
profesionalitas dari kasus-kasus mundurnya militer dari politik pada beberapa
militer negara asing, maka antara perbedaan, kesamaan dan ke ?khasan?nya,
kriteria Reformasi TNI termasuk dalam kriteria mundur dari politik secara profesional. Dalam hal ini : Reformasi TNI dilaksanakan secara gradual,
bertingkat dan berlanjut. Tidak mendadak, tidak tergesa-gesa. Telah ada
pemikira-pemikiran reformis yang mendahului. Dilaksanakan dengan
dilandasi kesadaran adanya kesalahan dalam format politik Negara di masa
lalu. TNI ingin menata posisi dan perannya yang tepat dalam tatanan
kehidupan nasional yang demokratis dan fungsional bersama fungsi-
fungsi/komponen bangsa Iainnya. Reformasi internal merupakan tekad dan
komitmen TNI dan juga bangsa Indonesia pada umumnya.
Tentang Refungsionalisasi Peran TNI. Dalam perspektif sosiolagis-
fungsionaIis, Reformasi Internal TNI merupakan upaya TNI untuk
merefungsionalisasi perannya yang di masa lalu dinilai ?disfungsi?. Dengan
telah adanya 31 item perubahan baik dari aspek struktur, kultur maupun
doktrin, dan didukung data-data hasil penelitian lainnya, kondisi TNI saat ini
telah lebih fungsional baik bagi stake holder TNI, TNI sendiri, Negara
maupun Masyarakat. Namun demikian untuk optimalisasinya masih
dipengaruhi oleh kondisi yang berkaitan dengan tingkat profesionalisme yang
ada saat ini, kejelasan rumusan tugas dan bagaimana reformasi subsistem
sosial atau masyarakat Indonesia lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis merekomendasikan
bahwa TNI sebagai salah satu komponen atau sub sistem dari sistem sosial
bangsa Indonesia memikul tugas dan tanggung jawab strategis sebagai
komponen utama di bidang pertahanan. Oleh karena itu untuk mewujudkan
TNI yang profesional, fungsional dan memiliki daya tangkal (deterrence)
tinggi, tidaklah cukup hanya dirumuskan oleh TNI sendiri, juga tidak oleh
pihak ekternal semata, tetapi harus melihatkan internal TNI dan komponen
bangsa lainnya secara proporsional. Oleh karena itu, terbukanya ruang publik
untuk mengkomunikasikan proses dan progres Reformasi TNI sangat penting.

 File Digital: 1

Shelf
 D832-Ahmad Yani Basuki.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Disertasi Membership
No. Panggil : D832
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2007
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xvi, 338 pages : illustration ; 30 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
D832 07-17-965522292 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20426032
Cover