Pencemaran lingkungan oleh pabrik tekstil mengindikasikan adanya kegiatan produksi yang cenderung boros menggunakan sumber daya alam. Pemborosan ini dapat berakibat pabrik tidak kompetitif, terkurasnya sumber daya alam dan dapat mengancam keberlanjutan lingkungan yang mencerminkan rendahnya ekoelisiensi industri. Persoalan utama yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan pabrik tekstil terhadap lingkungannya adalah kuantitas limbah dan penggunaan sumber daya yang bersifat tldak terbarukan. Tinjauan secara teoritis menunjukkan belum adanya formula yang relevan untuk menilai ekoefisiensi dan konsep strategis untuk mengatasi rendahnya ekoelislensi kegialan pabrik tekstil.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengkaji konsep ekoelisiensi pada kegiatan pabrik tekstil menuju industri yang ramah Iingkungan. Secara khusus bertujuan untuk: (1) membuat rumusan untuk menilai ekoefisiensi kegiatan pabrik tekstil, (2) mengetahui realitas ekoefisiensi pabrik tekstil, dan (3) merumuskan indeks ekoelisiensi kegiatan berbagai jenis pabrik tekstil. Obyek penelitian adalah pabrik tekstil di wilayah Jabodebek dengan populasi 881 pabrik, sampel penelitian sebanyak 3,4% populasi (30 pabrik) meliputi: pabrik pemintalan, pertenunan, penyempumaan tekstil, garmen, dan pabriktekstil terpadu.
Pendekatan untuk menyusun formula ekoefisiensi paorik tekstil dibangun atas dasar penggunaan materi dan energi input proses dan output produksi serta entropi melalui kajian metabolisme industri. Tahapan penelitian untuk merumuskan formula ekoefisiensi pabrik tekstil dilakukan dengan cara: (1) Studi literatur, (2) identitikasi kegiatan produksi pabrik tekstil, (3) analisa kuantitatif dan deskriptif. Indek ekoefisiensi disusun dengan menggunakan metode: (1) expert judgment melibatkan pakar industri tekstil dan lingkungan serta LSM (2) metode Delphi, dan (3) penggunaan materi dan energi berdasarkan Standar SNI, Standar Asosiasi dan standar Ceko tex.
Kondisi eksisting kegiatan pabrik tekstil saat ini terkait aspek: (1) input produksi yang memilih bahan baku non renewable, (2) proses produlusi yang inefisien materi dan energi, serta (3) output produksi yang bersifat non biodegradable. Hipotesis yang menyatakan nilai necospinning > necogarmen > necoweaving > necofinishing" adalah tidak terbukti benar, karena ternyata nllai necogarmen > necospinning > necofinishing > necoweaving.
Disertasi ini menyimpulkan bahwa formula ekoefisiensi dirumuskan berdasarkan penggunaan materi dan energi input proses, output produksi, limbah dan pencemaran. Formula dan indeks ekoefisiensi dapat digunakan untuk mengukur kinerja lingkungan pabrik tekstil yang membuktikan ekoefisiensi pabrik tekstil terpadu lebih ekofiensien dibanding pabrik tekstil yang dikelola secara tidak terpadu.
Formula dan indeks ekoefisiensi kegiatan industri tekstil merupakan suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai maupun memprediksi penerapan strategi kegiatan pabrik tekstil di masa mendatang menuju ekoefisien, Derdasarkan jenis kegiatannya. Formula tersebut dapat dipakai secara praktls oleh manajemen pabrik tekstil untuk memperbaiki daya guna pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan pada kegiatan produksi.