Aktivitas cybering (cybersex) tampak makin meluas sejalan dengan perkembanganyang terus-menerus dari teknologi internet dan peralatan online terkait lainnya. fenomena ini menentang keberadaan pandanngan seksual tradisional dan norma-norma sosial dn budaya yang telah lama ada, khususunya yang ditemui pada msayarakat di negara-negara timur. penelitian komparatif ini menunjukkan bahawa tidak terdapat perbedaab signifikan yang ditemukan di antara orang-orang indonesia dan jerman dalam memandang atau menerima ide-ide seksualitas baru sperti cybering. akan tetapi, terdapat cukup perbedaab pada penerimaan mererka terhadap fenomena cybering apabila aktivitas tersebut akan terus terjadi di masa mendatang. dari hasil penelitian, diketahui bahwa orang indonesia tampak lebih dapat menrima keberadaan aktivitas cybering/cybersex di masa mendatang dibanding dengan orang-orang Jerman. aspek-aspek sosial dan budaya tampak dibayangi oleh kenyataan bahwa msyarakat kini sudah menjadi semakin global. hal ini sejalan dengan pengaruh penetrasi internet dan teknologi media baru yang makin meningkat