Kerja pemikiran rasional tidak dibatasi hanya pada objek meteriil dan fisikal akan tumbuh menyentuh aspek spiritual metafisik yang puncaknya ialah Tuhan sendiri. Henry Bergson menggunakan termaintuisi bagi kerja rasional yang bebas dari kepentingan yang secara teknis berkaitan dengan kerja fenomenologinya Edmud Husserl. Kerja rasional bebas kepentingan itu dapat bersentuhan dengan bidang yang digelututi ilmu khudzuri tentang kehadiran sebagaimana yang dimaksud metode irfani. dari sini pemikiran Islam para Filosof Muslim terutama yang biasa disebut kaum Sufis atau Spiritualis bisa mengambil peran fungsional.
Perbedaan pemikiran Barat modern dengan pemikiran Islam tampaknya lebih bersifat ideologis daripada epitemologis ketika objek kajiannya berada pada wilayah yang sama, yaitu ciptaan Tuhan atau makhluk. Maka kesatuan hierarhis reslitas semesta merupakan titik-singgung yang mempertemukan gagasan dari pemikiran Barat modern dengan pemikiran Islam. Karena itu gagasan dasar dari pendidikan sekuler dengan pendidikan Islam berada pada ranah yang sama.
Kecerdasan makrifat atau makrifat quotiets adalah basis ontologis kesatuan gagasan dasar pendidikan melampaui sekularutas dan spiritualitas. Semua gagasan tentang kecerdasan, metode penelitian dan ilmu disintesakan dalam kecerdasan makrifat. Praktik tarbiyah atau pendidikan Islam semestinya dibangun dari filsafat tasbiyah yang diletakkab di atas bangunan kecerdasan makrifat.
Selanjutnya disusun rumpun ilmiah yang seluruhnya bersumber pada wahyu yang dibacakan (Al-Quran) yang selama ini menjadi fokus perguruan tinggi Islam dan wahyu yang diciptakan (alam semesta sebagai ayat kauniyah) yang selama ini menjadi fokus perguruan tinggi umum. Tiap jenis perguruan tinggi bisa memilih bidang ilmu yang berbeda dalam gugus ilmu yang sama. Melalui cara demikian, dikotomi ilmu dan pendidikan dapat dipecahkan, dan praktik tarbiyah memperoleh landasan berpijak.