Pendahuluan: Latar belakang budaya merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pendidikan seseorang, termasuk pendidikan kesehatan gigi. Siwak (Salvadora persica) dikenal sebagai alat pembersih mulut yang berasal dari Arab kuno dan memiliki nilai budaya agama Islam. Selain itu, menurut beberapa penelitian, siwak memiliki kandungan antibakteri yang berfungsi untuk membunuh bakteri yang menyebabkan bau mulut (halitosis). Tujuan Penelitian: Untuk menganalisis perubahan parameter halitosis yaitu kadar Volatile Sulfur Compounds (VSC), Bleeding on Probing (BOP) dan tongue coating setelah penggunaan siwak pada santri usia 11-13 tahun di pesantren Tapak Sunan Jakarta. Material dan Metode: Metode dalam penelitian ini adalah experimental research dengan subjek penelitian santri usia 11-13 tahun sebanyak 25 orang. Pengukuran parameter halitosis dilakukan sebelum dan sesudah pemakaian siwak selama 10 hari melalui pendidikan kesehatan gigi. Gas VSC diukur menggunakan alat “Oralchroma” dan skor organoleptik. Pengukuran BOP dilakukan dengan probing pada sulkus gingiva di 6 permukaan pada semua gigi. Pengukuran tongue coating dilakukan dengan menilai area lapisan putih pada permukaan lidah lalu diklasifikasikan. Pengolahan data
dilakukan secara statistik dengan uji Paired T Test ( p< 0,05 sebagai level signifikan). Hasil: Terjadi penurunan kadar rata-rata VSC total sebanyak 75% setelah pemakaian siwak. Jumlah subjek yang memiliki skor 1 organoleptik meningkat menjadi 36% yang disertai dengan penurunan jumlah subjek dengan skor 4. Terjadi penurunan nilai rata-rata BOP dan skor tongue coating berurutan sebanyak 57,7% dan 26% setelah penggunaan siwak. Analisis statistik terhadap seluruh
parameter halitosis sebelum dan sesudah penggunaan siwak dengan paired-t-test memperlihatkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Kesimpulan: Terjadi penurunan parameter halitosis sebelum dan sesudah penggunaan siwak pada santri usia 11-13 tahun di pesantren Tapak Sunan Jakarta.
The Halitosis Parameter Change After Using Siwak (Salvadora Persica) At 11-13 Year Old Students in Tapak Sunan Boarding School. Introduction: Cultural background is one of important factors that influences education, including dental health education. Siwak (Salvadora persica), an oral cleansing tool which came from ancient Arab has Islamic cultural values. Many researches concluded that siwak contains antibacterial agent which has function to kill bacteria causing oral malodor (halitosis). Objective: The purpose of this study was to analyze halitosis parameters change which consisted of Volatile Sulfur Compounds (VSC), Bleeding on Probing (BOP) and tongue coating after
using siwak at 11-13 year old students in Tapak Sunan Boarding School. Materials and methods: This study used experimental research method and 25 students in the age group of 11-13 year old became subjects of this study. Halitosis parameters measurements were taken before and after using 10 days siwak usage and through dental health education. OralChroma and organoleptic score were used to measure the VSC. Probing on six sites of gingival sulculs of each tooth was used to measured BOP. Classification of tounge coating was performed by observing the presence of white coating on the tongue surface. Statistical analysis was performed using Paired-t Test with p<0.05 as the level of significance. Results: Approximately 75% reduction of total VSC concentration was observed after siwak usage. Number of subjects
with score 1 in organoleptic assessment for halitosis was also increased by 36%. Followed by reduction of BOP and tongue coating score by 57.7% and 26% respectively. Statistical analysis of those parameters showed significant differences before and after siwak usage. Conclusion: Siwak usage sucessfully decreased all halitosis parameters of the 11-13 years old students in Tapak Sunan Boarding School.