ABSTRAKSkripsi ini akan membahas pola pembentukan alur dalam 16 dongeng-dongeng
Jepang (setsuwa) dengan meninjau tindakan-tindakan tokoh melalui teori fungsi
Vladimir Propp. Propp mengemukakan 31 fungsi yang menggambarkan tindakan
tokoh dalam setiap dongeng. Dengan menganalisis tindakan-tindakan tokoh dalam
setsuwa dapat diidentifikasi kecenderungan-kecenderungan pembentukan alur
dalam setsuwa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembentukan alur dalam
setsuwa cenderung sederhana. Selain itu kemunculan fungsi wedding yang
menunjukkan konsep ongaeshi atau balas budi dalam budaya Jepang cenderung
dominan. Dapat disimpulkan bahwa setsuwa cenderung menunjukkan tokoh-tokoh
dengan peran baik yang menjadi panutan bagi pembaca
ABSTRACTThis thesis discusses the patern of formation of plots in 16 folktales of Japan
(setsuwa) by reviewing the actions of characters through the theory of functions of
Vladimir Propp. Propp proposed 31 functions that describe the actions of the
characters in folktale. By analyzing the actions of the characters in setsuwa, can
be identified the tendency of the plots formation in setsuwa. These results indicate
that the formation of plots in setsuwa tend to be simple. In addition the
appearance of ?wedding? function which shows the concept ongaeshi or
reciprocation in Japanese culture tends to be dominant. It can be concluded that
setsuwa figures tend to show a role model for the reader.