ABSTRAKSampah medis berupa prepusium sangatlah mudah di peroleh di Indonesia. Sel-sel
yang di dapat dari enam sampel di duga memiliki kapasitas pluripotensi dan dapat
berdiferensiasi ke lini lain untuk pengobatan secara medis. Pada experiment ini, sel
keratinosit di peroleh dari epidermis prepusium, sel tersebut di ambil mengunakan
larutan enzymatik dispase dan tripsin masing-masing di inkubasi semalaman dengan
sampel. Kemudian sel-sel tersebut di kultur dengan DMEM tinggi glukosa untuk
meningkatkan jumlah sel. Setelah di kultur, sel-sel tersebut di ambil untuk
pengecekan immunositokimia (ISK) Oct-4, hal ini di karenakan Oct-4 adalah
penanda kapasitas pluripotensi. Sample lainnya tetap di kultur untuk eksperimen
konfluensi/differensiasi spontan selama 14 hari. Riset ini telah sukses menggunakan
medium kultur alternatif dan berbiaya efektif untuk menkultur keratinosit. Bahan
medium tersebut yakni; DMEM tinggi glukosa, PRP 10%, heparin 1%, FBS 10%,
penstrep 1%, dan fungizone 1%. Hasil dari pada ISK tersebut adalah positif parsial
dengan nukleus keratinosit yang terwarnai coklat tua pada lima lapang pandang
berkekuatan tinggi dari setiap sampel. Namun, analisis diferensiais spontan
menggunakan alcian blue menunjukkan hasil negative dengan tidak adanya
perubahan dari lini keratinosit ke kondrosit
ABSTRACTThe medical waste of preputial skin is easily obtained in Indonesia. The cells isolated
from six samples are expected to have pluripotency and able to differentiate to other
lineage for medical treatment. This research uses the epidermal layer of preputial skin
to obtain keratinocytes, this cells are taken using dispase and trypsin solution overnight
respectively. Then, the keratinocytes are subsequently cultured using DMEM complete
high glucose to increase the number of cells. The cultured cells are then taken for
immunocytochemistry (ICC) of Oct-4, since it is the marker of pluripotency. The other
half of cultured samples are continued for over confluency analysis for fourteen days
to observe spontaneous differentiation. This research has successfully used an
alternative and cost effective culture medium for keratinocytes. It consist of DMEM
high glucose, PRP 10%, heparin 1%, FBS 10%, penstrep 1%, and fungizone 1%. The
result of ICC is partially positive with keratinocytes nuclear being stained dark brown
in five hpf from each sample. However, spontaneous differentiation analysis using
alcian blue shows negative result of chondrogenic formation from keratinocytes