ABSTRAKDi dalam dunia arsitektur, khususnya di Indonesia, tidak ada aturan baku mengenai penamaan sebuah karya arsitektur. Karena ketiadaan ini, beberapa karya arsitektur dinamai tidak sesuai dengan definisinya. Hal ini dapat terjadi karena berbagai macam kepentingan dari banyak pihak. Lambat laun setelah masyarakat mengalami proses berpikir yang panjang, penggunaan nama-nama yang tidak sesuai definisinya ini akan menggeser makna dari istilah itu sendiri karena tanda-tanda yang disajikan tidak sesuai dengan makna ideal yang terkandung. Dampaknya, definisi yang masyarakat pahami mengenai sebuah istilah adalah definisi yang sudah bergeser. Pergeseran makna ini mempengaruhi interpretasi ruang yang ditimbulkannya. Dalam tulisan kali ini, yang terjadi adalah degradasi ruang publik dimana ruang publik dimaknai sebatas pusat perbelanjaan. Hal ini menyebabkan kebutuhan-kebutuhan manusia atas ruang publik sedikit terusik bahkan hingga tidak terpenuhi. Diperlukan sebuah mekanisme khusus mengenai penamaan sebuah karya arsitektur untuk menghindari penafsiran bebas. Skripsi ini bertitik berat pada kesesatan bahasa yang mengacu pada definisi ideal dan definisi riil sebuah istilah.
ABSTRACTIn architecture, especially in Indoesia, there are no standard rule for giving a name of an architectural work. Because of this lack, some architectural work haven?t named accordance with its definition. This case could happened because any concernment from any side. Gradually after the people have a long-thinking experience, application of the name which not accordance with its definition would shift the meaning of the term because the sign that given is not appropriate with its ideal meaning. The affection, definition that understood by the communities about some term is a shifted-meaning. This shifting of meaning influence the interpretation of public space inflicted. In this writing, the occurrence is public space degradation where public space just meant with shopping center. This cause the people needs of public space bothered and unfulfilled. We need some requirement about giving-building-name for architectural work to avoid a free-interpretation. This thesis, focused on linguistic fallacy which refer to ideal and riil definition of some term.