ABSTRAKStudi ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari kasus korupsi yang diukur
berdasarkan jumlah pengelenggara pemerintahan daerah terpidana terhadap
perekonomian kabupaten/kota di Indonesia. Studi terdahulu mengenai korupsi
cukup beragam, namun sebagian besar studi-studi ini menggunakan indeks yang
didasarkan pada persepsi, sehingga hasilnya kemungkinan kurang akurat. Dengan
digunakannya pendekatan yang berbeda dan diestimasi dengan analisis data panel,
ditemukan bahwa terdapat hubungan non-linear antara korupsi dan perekonomian.
Saat jumlah korupsi masih sedikit, praktek korupsi dapat meningkatkan
perekonomian. Namun, apabila jumlah praktek korupsi melebihi jumlah yang
optimal, keberadaan korupsi akan memperburuk perekonomian.
ABSTRACTThis study is aimed to observe the impact of number of convicted government
officials involved in corruption on economic performance of municipalities in
Indonesia. Studies of corruption and its impact on the economy has been quite
numerous, although some criticized that studies using perception-based indexes
might have an inaccurate result. As this study measures corruption using a different
approach and estimated by panel data analysis, it is found that there is a non-linear
relationship between corruption and economic performance. When corruption is
low, the practice of corruption improves economic performance, but up to a certain
optimum level of corruption, the practice of corruption worsens economic
performance instead.;