Suhu yang digunakan, pada penelitian ini berbeda-beda (25°C, 27°C, 29°C, dan 31°C). Panjang dan bobot awal ikan uji adalah 2±0,3 cm dan 1±0,11 g. Benih ikan ditebar sebanyak 70 ekor per kontainer dan diamati selama 35. Hasil penelitian menunjukkan sintasan tertinggi (79,05±2,18%) pada perlakuan 27°C, namun tidak berbeda nyata dengan sintasan pada 31°C (71,90±1,74 %). Nilai tertinggi dari pertumbuhan bobot mutlak (2,33±0,09 g), pertumbuhan panjang mutlak (2,36±0,07 cm), dan laju pertumbuhan (5,65±0,09%bobot/hari) berada pada 31°C. Dengan demikian, suhu terbaik pada penelitian ini adalah 31°C.
The study was used different temperature (25°C, 27°C, 29°C, and 31°C). Initial length and weight of the fries are 2 ± 0,3 cm and 1 ± 0,11 g. The fry stocked as many as 70 per container and observed for 35 days. The results showed the highest survival rate (79,05 ± 2,18%) at 27°C but there was no significant difference with 31°C (71,90±1,74 %). The highest value of weight growth (2,33 ± 0,09 g), length growth (2,36 ± 0,07 cm), and the growth rate (5,65 ± 0,09 %weight/day) were at 310C. Thus, the best temperature in this study is 31°C.