ABSTRAKSediaan nanovesikel transdermal telah banyak digunakan untuk penghantaran obat
dari bahan alam. Salah satu bahan alam yang memiliki banyak manfaat adalah
daun teh hijau. Manfaat daun teh hijau dapat digunakan untuk menjaga kesehatan
dan kosmetik. Epigalokatekin galat (EGCG) yang merupakan kandungan terbesar
daun teh hijau bersifat hidrofilik. Oleh sebab itu, perlu ditingkatkan penetrasinya
menggunakan nanovesikel lipid, yaitu etosom. Selain itu, etosom juga dapat
meningkatkan stabilitas dari EGCG. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
formula etosom dengan karakteristik terbaik. Etosom diformulasikan dengan
konsentrasi zat aktif yang berbeda; yaitu setara dengan EGCG 1% (F1), 1,5%
(F2), dan 2% (F3). Berdasarkan hasil karakterisasi dipilih F1 yang memiliki hasil
karakterisasi terbaik dengan morfologi yang sferis, nilai Dmean volume 90,53 ±
0,32 nm, indeks polidispersitas 0,05 ± 0,00, potensial zeta -62,6 ± 5,05 mV, dan
persentase obat terjerap paling tinggi (54,39 ± 0,03 %). Kemudian F1 tersebut
dibuat menjadi gel etosom dan gel ekstrak tanpa dibuat etosom sebagai kontrol
untuk dilakukan uji penetrasi menggunakan sel difusi Franz. Jumlah kumulatif
EGCG yang terpenetrasi dari sediaan gel etosom dan gel ekstrak adalah 1364,28 ±
56,32 μg/ cm2 dan 490,17 ± 2,60 μg/ cm2. Dengan nilai fluks dari gel etosom dan
gel ekstrak adalah 61,68 ± 2,13 μg.cm-2.jam-1 dan 55,18 ± 0,50 μg.cm-2.jam-1.
Waktu tunggu yang dibutuhkan sediaan gel etosom dan gel ekstrak untuk
berpenetrasi adalah 1,71± 0,05 dan 14,25 ± 0,03 jam. Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa gel etosom yang dibuat dari F1 dapat meningkatkan
jumlah EGCG yang terpenetrasi.
ABSTRACTTransdermal nanovesicles dosage forms have been widely used for natural
products delivery. One of the natural products that has many benefits is green tea
leaves. Benefits of green tea leaves can be used to maintain health and cosmetics.
Epigallocatechin gallat (EGCG) which is the largest content of green tea leaves is
hydrophilic. Therefore, the need to improve its penetration using lipid
nanovesicle, namely ethosome is needed. In addition, ethosome can also improve
the stability of EGCG. This study aims to get the formula of etosom with the best
characteristic. Etosom were formulated with different concentrations, equal to 1%
(F1), 1.5% (F2), and 2% (F3) of EGCG. Based on the results, F1 has the best
characterization results with spherical morphology, Dmean volume value at 90,53 ±
0,32 nm, 0,05 ± 0,00 of polydispersity index, zeta potential at -62.6 ± 5, 05 mV,
and the highest percentage of drug entrapped (54.39 ± 0.03 %). Then the F1 is
made into a gel etosom and extract gel that is made without etosom as control to
do a penetration test using Franz diffusion cells. The cumulative amount of EGCG
penetrated for ethosomal gel and and extract gel were 1364,28 ± 56,32 μg/ cm2
and 490,17 ± 2,60 μg/ cm2, respectively. With a flux value of ethosomal gel and
extract gel were 61,68 ± 2,13 μg.cm-2.hour-1 and 55,18 ± 0,50 μg.cm-2.hour-1,
respectively. The lag time required for etosom gel preparation and gel extracts to
penetrate was 1.71 ± 0.05 and 14.25 ± 0.03 hours. Based on these results it can be
concluded that the ethosomal gel made from F1 can increase the amount of EGCG
that was penetrated.