ABSTRAKSkripsi ini membahas peran Angkatan Laut Republik Indonesia dalam
Operasi Gabungan penumpasan pemberontakan PRRI-Permesta tahun 1958?
1961. Pemberontakan yang dilakukan PRRI-Permesta dianggap menghianati
Proklamasi 17 Agustus 1945, mengingkari Pancasila, dan Sapta Marga. Oleh
sebab itu, diperlukan tindakan cepat untuk menyelesaikan pemberontakan ini.
Pemerintah melancarkan Operasi Gabungan militer untuk melumpuhkan
pemberontakan tersebut, Operasi Gabungan tersebut terdiri dari Angkatan
Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Kepolisian Negara. Angkatan
Laut Republik Indonesia merupakan angkatan perang yang sangat penting
dalam operasi tersebut, selain Indonesia merupakan negara kepulauan
maritim. ALRI yang bertugas untuk mengangkut pasukan dan mengadakan
tembakan-tembakan dari laut kesasaran musuh dan mengendalikan operasi
amphibi baik di Sumatera maupun Sulawesi.
ABSTRACTThis thesis discusses the role of Indonesian Navy in Joint Operation
for extermination of PRRI-Permesta rebelion in 1958?1961. PRRI-Permesta
considered betraying the Proclamation of August 17, 1945, denying the
Pancasila, and Saptamarga. Therefore, quick action required was required to
resolve this rebilion. The goverment launched military?s Joint Operation to
dissolved this rebellion, which wash consisted of Army, Navy, Air Force and
State Police. Indonesian Navy is an army that is very important in the
operation, in addition to Indonesia is an archipelago maritime. Navy that
served to transport troops and hold shots from the sea towards the enemy and
control the amphibious operations both in Sumatra and Sulawesi.