ABSTRAKKeberadaan masyarakat Betawi di DKI Jakarta mulai termarginalkan dari sisi
budaya maupun keruangan akibat perkembangan Kota Jakarta. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui proses marginalisasi masyarakat Betawi dari segi
budaya dan keruangan. Metode penelitian ialah deskriptif kualitatif dan analisis
keruangan dengan melakukan wawancara kepada masyarakat Betawi di pesisir,
tengah dan pinggir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa marginalisasi
masyarakat Betawi dari segi budaya adalah bergesernya mata pencaharian,
upacara pernikahan, bahasa panggilan orang tua, dan makanan khas. Pergeseran
budaya tersebut diakibatkan oleh himpitan ekonomi, pencemaran, dan
perkembangan zaman. Marginalisasi masyarakat Betawi dari segi ruang
mengakibatkan berpindahnya masyarakat Betawi ke pinggir bahkan keluar kota
Jakarta, disebabkan penggusuran dan menjual tanah karena desakan ekonomi
ABSTRACTThe existence of the Betawi in Jakarta began marginalized in terms of culture and
space as a result of the development of the city of Jakarta. This study aims to
determine the process of marginalization of the Betawi people in terms of culture
and space. The research method is descriptive qualitative and spatial analysis to
do an interview to the Betawi people in coastal, central and edge. The results
showed that the marginalization of the Betawi people in terms of culture, the shift
in livelihood, wedding ceremonies, language call the parents, and the food is
typical. The cultural shift caused by economic pressure, pollution, and the times.
Betawi community marginalization in terms of space resulted in the migration of
the Betawi people to even out the edge of the city, due to evictions and sell the
land due to economic pressures.