UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Theatre of Cruelty Antonin Artaud sebagai perlawanan terhadap bahasa = Antonin artaud's theatre of cruelty as resistance against language

Rasikh Fuadi; Awuy, Tommy, supervisor; Embun Kenyowati Ekosiwi, examiner; Ikhaputri Widiantini, examiner ([Publisher not identified] , 2016)

 Abstrak

ABSTRAK
Teater, yang bermain di tataran praktis, didiskriminasi dan dianggap sekadar sebagai budak dari bahasa, wujud dari filsafat yang logosentris, yang bermain di tataran teoretis. Ia dinilai tidak memiliki kemampuan untuk berkontribusi dalam tataran teoretis. Dengan memperkenalkan Theatre of Cruelty, sebuah konsep yang mengacuhkan gap tataran antara teater dengan filsafat, Antonin Artaud melakukan perjuangan melawan bahasa. Dengan mengacuhkan gap tersebut, Artaud membuktikan beberapa hal. Pertama, ia membuktikan bahwa bahasa sudah tidak lagi relevan dengan menggunakan act dari tubuh yang spontan dan mistis sebagai poros utama kinerja teater dalam proses being. Kedua, ia membuktikan bahwa teater tidak lagi perpanjangan dari sastra dan teks, juga tidak lagi mimesis maupun representasi dari realitas, tetapi menjadi sebuah proses penyembuhan atau being melalui tubuh. Ketiga, ia membuktikan bahwa teater, dengan mengomunikasikan katarsis tubuh, meniadakan konsep jarak panggung dan penonton. Perjuangan Antonin Artaud membawa semangat baru dalam seni teater ? sebuah semangat untuk lepas dari perbudakan bahasa.

ABSTRACT
Theatre, which works in the area of practice, has been discriminated and seen as a mere slave of language, in which logocentric philosophy, which works in the area of theory, takes form. It is considered having no capability to contribute in the theoretical area. By introducing Theatre of Cruelty, a concept which ignores the areal gap between theatre and philosophy, Antonin Artaud struggled to resist against language. By ignoring such gap, Artaud proved some points of argument. First, he proved that language has no longer been relevant by using act from the spontaneous and mystic body as the heart of how theatre works in its process of being. Second, he proved that theatre has no longer been either continuation of literature and text or mimesis, as well as representation, of reality, but a process of healing or being in the medium of the body. Third, he proved that theatre, by communicating the catharsis of the body, eliminating the fourth wall which separates the spectators from the actors. Antonin Artaud?s struggle brought a new spirit in the art of theatre ? a spirit to break free from the strings language pulls to control it.

 File Digital: 1

Shelf
 S63813-Rasikh Fuadi.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Kata Kunci

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S63813
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2016
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resources
Deskripsi Fisik : x, 72 pages : illustration ; 28 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S63813 14-20-216567132 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20432190
Cover