Peningkatan daya saing daerah merupakan salah satu tujuan dari otonomi daerah dan setiap daerah dituntut untuk mampu mempercepat peningkatan daya saing. peringkat daya saing kota Depok dibandingkan dengan kota besar di Indonesia menduduki peringat 107 dari 434 kabupaten/kota yang dipetakan kemampuan daya saingnya. Salah satu indikator untuk mengukur daya saing adalah inovasi, pengembangan inovasi dilakukan dengan membentuk Sistem Inovasi Daerah (SIDa).
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis terbentuknya Sistem Inovasi Daerah (SIDa) di Kota Depok dan menganalisis faktor-faktor apa saja berpengaruh dalam pengembangan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) di Kota Depok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah postpossitivisme.
Hasil dari penelitian ini adalah tahapan pembentukan SIDa di Kota Depok dilakukan dengan menentukan tema SIDa yaitu menetapkan produk unggulan yang akan dikembangkan, penetapan kebijakan yang akan dijadikan dasar dalam pelaksanaan SIDa dan penataan unsur SIDa (Tim SIDa yang terdiri dari stakeholder yang terkait yaitu pemerintah daerah, bisnis, akademisi, dan masyarakat berbasis komunitas serta kelembagaan). Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan SIDa di Kota Depok adalah potensi yang dimiliki oleh Kota Depok (pertanian, perikanan, peternakan dan industri kreatif), jaringan/interaksi antar stakeholder yang sudah terbentuk dan kelembagaan yaitu keberadaan lembaga R&D baik yang dimiliki oleh Pemda maupun dari perguruan tinggi yang ada di Kota Depok.
An increasing of local competitiveness is one of objectives of local autonomy. Each region should be able to accelerate an improvement of competitiveness. In term of competitiveness, Depok City compared to other big cities in Indonesia ranks at 107 of 434 districts/cities that are mapped its capabilities of the competitiveness. One of indicators for measuring is innovation, i.e. the innovation that formed by establishing a Regional Innovation Sistem or Sistem Inovasi Daerah (SIDa).
Objectives of this research are to analyze the formation of SIDa in Depok City and to analyze factors that influence in developing SIDa in the city. A methodology is used in the research is post-positivism.
Result of the research is phases of the formation of SIDa in Depok City that is determined a theme of SIDa, which is to establish a superior product that will be developed. The theme refers as well to defining a policy that can be used as a basis for implementing SIDa and structuring elements of SIDa (Team of SIDa consisting relevant stakeholders from local government, private sector, academia, and community - based organizations and institution). Factors that influence in the development of SIDa in Depok City is potential resources (agriculture, fishery, livestock and creative industries), networking/interaction among stakeholders that has been formed and institutionalized, namely the existence of R & D, either belongs to local government or university in Depok City.